MANGUPURA-sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Sampah merupakan masalah lingkungan yang sangat krusial dan penting untuk segera diatasi khususnya di Pulau Dewata. Setiap tahun, sampah domestik atau rumah tangga kian membludak, disusul dengan penambahan sampah kiriman di pantai pada saat musim angin muson barat pada akhirnya menyebabkan penumpukan sampah menjadi semakin besar. Besarnya penumpukan sampah ini dapat menimbulkan banyak dampak negatif seperti pencemaran lingkungan dan masalah kesehatan. Apabila penumpukan sampah dibiarkan terus menerus, maka kondisi lingkungan yang berkelanjutan tidak dapat dirasakan.
Dalam upaya meningkatkan kesadaran dan edukasi penanganan sampah di Bali, Rotary District 3420 menggelar kegiatan bertajuk “Rotary Day: Beach Clean Up” di Pantai Kedonganan, Kabupaten Badung, Minggu (16/2/2025). Kegiatan yang diikuti oleh 500 peserta ini merupakan bagian dari perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-120 Rotary International. Adapun komunitas yang turut hadir dalam bersih-bersih pantai ini diantaranya Ticket To The Moon, Plastic Angel, Sungai Watch, Mangrove Ranger, Pesona Plastic, Putera-Puteri Maritim, hingga anggota Kodam IX/Udayana. Selain itu, bersih-bersih pantai juga melibatkan ratusan pelajar dari SMA 2 Kuta, SMA 2 Kuta Selatan, SMK Widiatmika, SMP 3 Kuta, SMK PGRI 2 Badung dan Mahasiswa dari Fakultas Farmasi Universitas Maha Saraswati dan Universitas Pendidikan Nasional.
District Governor Rotary D3420, Suzana Chandra mengatakan, Rotary Day: Pada Beach Clean Up digelar serangkaian merayakan HUT Ke-120 Rotary International sekaligus memberikan pemahaman dan edukasi kepada peserta terkait kebersihan lingkungan dan bagaimana cara mengolah sampah sehingga mampu menghasilkan produk yang memiliki nilai ekonomi. Ia menjelaskan, komunitas yang terlibat dalam kegiatan ini seluruhnya memiliki misi yang sama, maka dari itu Rotary District 3420 mengajak komunitas peduli lingkungan untuk turut berpartisipasi. Dikatakan bahwa, sampah yang berhasil dikumpulkan dalam acara bersih-bersih Pantai Kedonganan mencapai 598 karung dengan berat 6052.70 Kg.
“Kami menggelar acara ini, karena Rotary District 3420 memiliki program untuk kelestarian lingkungan. Rotary District 3420 memiliki tujuh area fokus, yakni Peace (perdamaian), Clean Water (air bersih), Mother & Child (ibu dan anak), Diseases Prevention (pencegahan penyakit), Economic Development (pembangunan ekonomi), Education (pendidikan) dan Protecting Environment (kelestarian lingkungan). Jadi dari tujuh area fokus Rotary itu, Protecting Environment menjadi salah satu program prioritas kami dalam menjaga kelestarian alam dan lingkungan,” ungkapnya.
Rotary District 3420 serahkan dua tong sampah dan tiga bangku taman dari bahan recycled plastik kepada pengurus BPKP2K.
Disisi lain, Suzana juga menegaskan bahwa, lingkungan yang berkelanjutan dapat tercapai ketika masyarakat mulai sadar dan berusaha untuk mengurangi sampah dengan cara pengelolaan sampah yang tepat dan benar. Namun, pada kenyataannya kegiatan tersebut masih memiliki tantangan karena tingkat kesadaran pengelolaan sampah yang masih rendah. Ia pun menyebutkan jika pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan di beberapa daerah masih belum memenuhi standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Kurangnya kolaborasi dari berbagai pihak, seperti pemerintah, badan usaha milik swasta, komunitas, dan masyarakat juga membuat isu permasalahan sampah menjadi terasa sulit untuk diatasi. “Pengelolaan sampah akan berhasil apabila ada aksi nyata dari gerakan besar yang terkontrol antara pemerintah, badan usaha milik swasta, komunitas, dan masyarakat,” ujarnya.
Terjadinya kolaborasi berbagai pihak sangat berperan penting untuk keberhasilan pengelolaan sampah karena tahapannya melibatkan banyak aspek. Pengelolaan sampah memiliki serangkaian tahapan yang cukup panjang, seperti pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan pembuangan sampah yang tidak bisa di daur ulang. Tahapan pengelolaan sampah ini memerlukan keahlian khusus dari berbagai pihak.
Suzana menambahkan, kegiatan pengelolaan sampah tidak akan memiliki hasil yang maksimal ketika dilakukan oleh satu pihak saja, tanpa adanya kolaborasi. Oleh karena itu, kolaborasi dari pemerintah, badan usaha milik swasta, komunitas, dan masyarakat sangat diperlukan dalam kegiatan pengelolaan sampah. “Mereka memiliki peranan masing-masing untuk membantu tercapainya keberhasilan pengelolaan sampah,” ucapnya.
Sementara itu, Deputy District Governor Rotary Clubs of Bali Area, Agung Purnamawati menyatakan, pemerintah dapat memainkan peran besar melalui kebijakan atau peraturan tentang ketaatan pengelolaan sampah. Dengan adanya kebijakan atau peraturan tersebut, maka dapat memperkuat bahwa permasalahan sampah ini sangatlah serius dan pengelolaan sampah wajib untuk dilakukan. Selain itu, pemerintah juga memiliki peran dalam menyediakan pendanaan untuk keperluan proyek-proyek pendukung dalam kegiatan pengelolaan sampah. Pendanaan yang dikeluarkan pemerintah ini dapat membantu dalam menyediakan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan untuk pengelolaan sampah. “Salah satu komitmen kami untuk mengurangi jumlah sampah adalah dengan menerapkan sistem daur ulang dan merancang desain produk yang lebih ramah lingkungan,” terangnya.
“Selain itu, kehadiran komunitas yang peduli lingkungan juga tak kalah berperan penting dalam menggerakkan ketaatan dan keberhasilan pengelolaan sampah. Komunitas peduli lingkungan dapat turut aktif berkolaborasi dengan cara memberikan edukasi pengelolaan sampah dan praktiknya secara langsung bersama masyarakat di lapangan. Kondisi lingkungan yang bersih dan nyaman dapat terwujud ketika masyarakat ikut serta secara langsung dalam menjaga lingkungan. Lingkungan berkelanjutan tidak akan menjadi mimpi ketika masyarakat memiliki kesadaran dan kepedulian untuk melakukan pengelolaan sampah. Keikutsertaan masyarakat untuk berkolaborasi dalam pengelolaan sampah dapat membantu mengurangi jumlah penumpukan sampah yang ada di lingkungan sekitar,” pungkas Agung Purnamawati.
Dalam kegiatan “Rotary Day: Beach Clean Up” diisi dengan penyerahan dua tong sampah dan tiga bangku taman dari bahan recycled plastik kepada pengurus BPKP2K (Badan Pengelola Kawasan Pariwisata Pesisir Kedonganan), workshop penggunaan sampah plastik untuk pembuatan Frisbee dari Ticket To The Moon, dan diakhiri dengan beragam permainan yang membuat ratusan peserta bersemangat. (M-001)