Ratusan Siswa SMP Tidak Bisa Baca dan Menulis, Supriatna Dorong Dinas dan Dewan Pendidikan Turun Tangan

20250414094932_IMG_5648-min
Wakil Bupati Buleleng Gede Supriatna melakukan koordinasi terkait permasalahan siswa SMP yang tidak bisa membaca dan menulis

BULELENG-fajarbali.com | Kesuraman Dunia Pendidikan yang ada di Kabupaten Buleleng semakin hari semakin sangat memprihatinkan. Terlepas dari beberapa sekolah yang mengalami kerusakan yang hingga kini belum mendapatkan perbaikan namun dibalik hal itu ada hal yang sangat mencengangkan lantaran ratusan para siswa yang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang tidak bisa membaca dan menulis.

Adanya hal itu, Wakil Bupati Buleleng Gede Supriatna, Senin (14/4/2025) pagi langsung mengambil sikap dengan melakkan koordinasi dalam menyikapi permasalahan tersebut. Dimana mantan Ketua DPRD Kabupaten Buleleng itu mendorong Dinas Pendidikan, Pemuda dan Oalahraga serta para dewan Pendidikan yang ada di Kabupaten Buleleng segere mengambil langkah dalam menghadapi permasalahan tersebut.

Disampaikan Plt. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Putu Ariadi Pribadi, bahwa dari total siswa SMP di Kabupaten Buleleng yakni 34.062 orang sebanyak 155 siswa masuk dalam katagori Tidak Bisa Membaca (TBM) dan 208 siswa masuk katagori Tidak Lancar Membaca (TLM) sehingga total menjadi 363 siswa dengan persentase jumlah siswa kemampuan membaca rendah 0,011 persen.”Dalam analisis Dinas Pendidikan terdapat beberapa penyebab siswa tidak bisa/lancar membaca antara lain kurangnya motivasi, pembelajaran tidak tuntas, disleksia, disabilitas, dan kurangnya dukungan keluarga,”kata Ariadi.

Adapun faktor eksternal lainnya yakni efek jangka panjang pembelajaran jarak jauh (PJJ), kesenjangan literasi dari jenjang SD, pemahaman keliru tentang kurikulum merdeka, kekhawatiran tenaga pendidik terhadap ancaman hukum dan stigma sosial, tekanan sosial dan politik terhadap guru, serta dampak lingkungan dan keluarga yang menyebabkan psikologis siswa terganggu.”Misalnya siswa memiliki trauma dimasa kecil akibat kekerasan rumah tangga, perceraian, atau kehilangan anggota keluarga. Atau korban perundungan,”jelas Ariadi.

Disisi lain, Ketua Dewan Pendidikan I Made Sedana menjelaskan bahwa ini merupakan wujud dari rendahnya literasi siswa. Ia menyarankan agar Dinas Pendidikan melakukan mapping awal untuk memastikan kebutuhan masing-masing siswa.”Apakah berkebutuhan khusus atau bagaimana. Selain itu pola mengajar guru juga harus dicermati, apakah sistem administrasi menyebabkan guru sibuk dan abai dalam melakukan pengajaran,”terangnya.

BACA JUGA:  Lihadnyana, APBD Buleleng 2023 Utamakan Penuhi Hak-Hak Masyarakat

Menindaklanjuti permasalahan tersebut, Wakil Bupati Buleleng Gede Supriatna mendorong Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga serta Dewan Pendidikan bersinergi dalam beberapa upaya.”Kita harapkan Disdikpora serta Dewan Pendidikan dapat bersinergi dalam mengatasi permasalahan yang terjadi belakangan ini,”harapnya.

Antara lain menambah atau memberikan waktu khusus untuk menangani siswa yang belum bisa/lancar membaca. Dinas Pendidikan juga didorong untuk membentuk tim relawan dengan mengajak perguruan tinggi untuk ikut berpartisipasi melakukan pendampingan.”Saya juga menyarankan agar penggunaan telepon pintar dilingkungan sekolah dibatasi. Karena ada temuan anak yang tidak bisa menulis namun lancar mengetik di HP atau lancar bersosial media. Kita tidak menampik adanya teknologi namun ini dilakukan agar anak bisa berkonsentrasi dalam menempuh pendidikan,"ujar Supriatna.

Wabup Supriatna juga menaruh perhatian pada kurangnya motivasi diri serta keluarga siswa. Karena menurutnya pendidikan tidak bisa hanya diserahkan kepada guru di sekolah, namun orang tua juga harus mendampingi agar anak lebih baik dari segi pendidikan, moral dan lain sebagainya.”Saya melihat kurang perhatiannya para orang tua siswa tersebut dalam memberikan arahan serta bingbingan anak-anaknya disaat diluar hari belajar. Harapan kami ya tentunya para orang tua harus ikut berperan serta dalam memberikan bingbingan kepada anak-anaknya dirumah,”tutup Supriatna. @gus