Rektor ITEKES Bali, I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., PhD., memberikan ucapan selamat kepada lulusan terbaik Program Sarjana Terapan Keperawatan Anestesiologi Program Reguler, Ni Kadek Yogi Ardhani, disaksikan Ketua YPPLPK Bali dan Kepala LLDikti VIII.
DENPASAR-sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Institut Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali, mewisuda sebanyak 174 lulusan pada Wisuda ke-57, bertempat di Convention Hall ITEKES, Kamis (17/10/2024), bertepatan dengan Purnama Kapat.
Para wisudawan tersebut terdiri dari 98 orang wisudawan Sarjana Terapan Keperawatan Anestesiologi Program Reguler, 74 orang wisudawan Sarjana Terapan Keperawatan Anestesiologi Program RPL dan 2 orang wisudawan Magister Keperawatan.
Rektor ITEKES Bali, I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp.,M.Ng.,PhD., optimis bahwa tenaga kesehatan (nakes) Keperawatan Anastesiologi jebolan ITEKES Bali, mempunyai kompetensi mumpuni untuk mengisi kebutuhan di berbagai daerah/rumah sakit (RS).
Namun, rektor mengingatkan, sebelum mereka berpredikat Penata Anastesiologi profesional, harus mendapatkan STR. Proses mendapatkan STR sepenuhnya difasilitasi oleh kampus dengan sistem online.
Indikator kompetensi wisudawan, bisa diukur dari predikat kelulusan, untik Sarjana Terapan Keperawatan Anestesiologi Program Reguler 82,3% lulus dengan predikat Dengan Pujian, 17,7% lulus dengan predikat Sangat Memuaskan.
Untuk wisudawan Sarjana Terapan Keperawatan Anestesiologi Program RPL 100% lulus dengan predikat Dengan Pujian. Sedangkan Magister Keperawatan 100% lulus dengan predikat Dengan Pujian.
"Pada Uji Kompetensi (Ukom) tahun 2024, Sarjana Terapan Keperawatan Anestesiologi ITEKES Bali untuk Program Reguler mencapai 98,99% dan Program RPL mencapai 98,67%," jelasnya.
Meski masih menunggu STR, menurut Rektor ITEKES, para wisudawan sudah dipanggil ke daerahnya masingmasing untuk mengisi kebutuhan penata anastesi di berbagai layanan kesehatan. Ia pun mengatakan proses STR relatif cepat sehingga tidak ada masalah.
Secara khusus Rektor Darma Suyasa, atas nama seluruh sivitas akademika menyampaikan duka mendalam kepada salah satu wisudawan, I Kadek Andi Suryawirata, yang telah meninggal dunia beberapa waktu lalu akibat kecelakaan lalu lintas. Segala hak almarhum sebagai wisudawan diterima oleh orangtuanya.
Lebih lanjut, rektor mengumumkan peraih tiga besar lulusan terbaik. Dari Sarjana Terapan Keperawatan Anestesiologi Program Reguler; Ni Kadek Yogi Ardhani (IPK 3,97), Ni Putu Anandha Swari (3,96), serta Manuela Baradjaki (IPK 3,95).
Sementara dari Program RPL, tiga besar diraih; Ni Komang Selvi Tri Andani , Ni Putu Tania Andayani dan Nengah Dian Ardianta. Menariknya, ketiga lulusan mengoleksi IPK maksimal, 4.00.
Ketua YPPLPK Bali, yayasan penyelenggara pendidikan ITEKES Bali, Drs. IB Arka, menambahkan, pihaknya akan mendorong rektorat untuk meningkatkan kapasitas prodi Keperawatan Anastesiologi mengigat tingginya permintaan "stakeholder".
Kapasitas yang ia maksud, meliputi sarana, prasarana dan tenaga dosen agar kualitas tetap terjaga. "Jadi tidak serta-merta mengejar kuantitas. Rasio kesiapan kita sangat penting diperhatikan," kata IB Arka.
Pihaknya pun sedang merancang kerja sama dengan pihak luar negeri untuk menjembatani karir lulusanya, apabila berniat membangun karir internasional. Sementara untuk prodi lain, kerja sama sudah berjalan.
Kepala LLDikti VIII Dr. Ir. IGL Bagus Eratodi, ST., MT., IPU., ASEAN. Eng., berterima kasih kepada ITEKES Bali yang terus 'menelurkan' nakes-nakes berkualitas untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara umum.
"ITEKES Bali adalah salah satu perguruan tinggi kesehatan kebanggaan kami di Bali dan NTB. Tata-kelola kampus sangat baik sehingga 'output-nya' pun berbanding lurus," jelas Eratodi.
Lulusan terbaik dari program reguler, Ni Kadek Yogi Ardhani, merasa bersyukur bisa melewati masa pendidikan yang sangat penting dalam hidupnya. Yogi, sapaan karibnya, sudah siap mengabdikan diri kepada masyarakat.
"Saya tertarik memilih anastesiologi karena peran vitalnya mendampingi pasien dari sebelum, masa operasi dan pasca-operasi. Jadi ibaratnya nyawa pasien ada di penata anastesiologi. Ini tanggung jawab kemanusiaan yang menantang," pungkas Yogi.