NEGARA-fajarbali.com | Sesuai hasil evaluasi yang dilakukan secara rutin oleh Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Provinsi Bali, menilai produksi pertanian Jembrana menempati di peringkat pertama di Bali.
Tercatat hasil panen subak di Jembrana mampu berproduksi antara 7,5 – 8,5 ton. “Hasil itu merupakan yang tertinggi di Bali, dari 6. 725 ha luas areal subak yang ada di Kabupaten Jembrana,” ujar Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana, I Wayan Sutama ditemui di ruang kerjanya, Kamis (13/6/2019).
Menurutnya, upaya konkret serta pendampingan dilapangan dilakukan, dengan tujuan jumlah pemanfaatan luas tanam bisa terpenuhi target realisasinya. Pemenuhan pupuk, penyediaan varietas benih unggul, percepatan pengolahan tanam dengan alsintan ( alat mesin pertanian ) .
“Kita bantu petani memenuhi hal-hal tersebut guna mendorong produksi pertanian. Anggarannya dialokasikan dari bantuan APBD , bantuan provinsi dan ada juga dari pusat,” terang Sutama.
Sementara sarana produksi (saprodi), terutama terkait pengadaan pupuk, Sutama menyebutkan ,pendistribusiannya menggunakan sistem pipa tertutup. Jadi pupuk hanya bisa didistribusikan sesuai Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Pentani (RDKK) yang diajukan subak bukan perorangan. “Ini yang sudah biasa dilakukan oleh para petani kita disini. Makanya, kalau ada lahan yang sampai saat ini belum tercover di RDKK, saya harapkan segera disesuaikan oleh kelian subak bersama PPL pertanian di lapangan. Ini sangat penting mengingat, hasil produksi yang maksimal bergantung dari sarana yang ada terutama masalah pupuk itu sendiri,” ungkap Sutama.
Untuk diketahui, setiap hektar sawah petani membutuhkan pupuk urea sebanyak 200 kg, NPK 200-300 kg . “Jika pola ini diterapkan tepat sasaran dan tepat waktu maka kami yakin produksi pertanian kita akan selalu meningkat, “ terangnya. Selain itu, para petani di Jembrana, akan memperoleh kartu tani yang memungkinkan segala macam bantuan subsidi pemerintah secara langsung. (prm)