DENPASAR-fajarbali.com | Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dengan bangga meresmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Sanur dan Bali International Hospital (BIH) di The Meru Sanur, Rabu (25/6). Peresmian ini menandai babak baru dalam upaya Indonesia untuk menyediakan layanan kesehatan terbaik bagi seluruh rakyatnya. Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menegaskan bahwa negara memiliki kewajiban fundamental untuk melindungi warganya, termasuk dalam aspek kesehatan, sehingga ketersediaan fasilitas medis unggulan adalah sebuah keniscayaan.
Presiden Prabowo menyoroti pentingnya tidak hanya membangun rumah sakit berstandar internasional, tetapi juga memperkuat sistem asuransi kesehatan nasional. Ia menekankan bahwa fasilitas medis canggih dan dokter-dokter terbaik tidak boleh hanya dinikmati oleh kalangan atas. “Saya sendiri ingin sampaikan kebanggaan saya Indonesia memiliki fasilitas seperti ini, dan dengan sistem asuransi kita yang harus kita perkuat, ini juga tidak dibatasi hanya untuk kalangan atas,” tegasnya.
Komitmen ini menunjukkan visi pemerintah untuk menciptakan pemerataan akses kesehatan, memastikan masyarakat dari kalangan kurang mampu juga dapat merasakan pelayanan medis terbaik.
Salah satu ikon dari KEK Kesehatan Sanur adalah Bali International Hospital (BIH), sebuah bagian dari holding Rumah Sakit BUMN Pertamina Bina Medika Indonesia Healthcare Corporation (IHC). BIH berdiri megah di atas lahan seluas 67.000 meter persegi, dilengkapi dengan 255 tempat tidur, delapan ruang operasi, 38 ruang ICU, dan empat laboratorium. Rumah sakit bertaraf internasional ini didesain sebagai pusat wisata medis dan rujukan, siap melayani pasien dari dalam maupun luar negeri.
BIH menawarkan beragam layanan medis spesialis, termasuk onkologi (perawatan kanker), kardiologi (kesehatan jantung), layanan gawat darurat, klinik terpadu, radiologi dan radioterapi, serta pemeriksaan kesehatan menyeluruh (MCU). Keunggulan BIH semakin diperkuat dengan kehadiran empat dokter spesialis kanker kelas dunia yang memiliki rekam jejak panjang di rumah sakit ternama luar negeri yakni dr. Robert Lim, dr. Francis Chin Kuok Choon, dr. Patricia Kho Sunn Sunn, dan dr. Tan Yew Oo. Kehadiran mereka menegaskan komitmen Indonesia untuk mendatangkan talenta medis terbaik demi kualitas pelayanan optimal.
Presiden Prabowo memuji KEK Kesehatan Sanur sebagai sebuah terobosan revolusioner, mengingat ini adalah KEK pertama di Indonesia yang berfokus pada bidang kesehatan. Ia mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat, khususnya kepada mantan Presiden RI Joko Widodo yang telah merintis pembentukan KEK ini. “Saya kira ini adalah suatu terobosan yang pertama kali di republik kita, kita mencanangkan, atau membuat kawasan ekonomi khusus untuk pelayanan kesehatan bertaraf dunia, bertaraf internasional," imbuhnya, menandakan langkah progresif Indonesia dalam persaingan global.
Lebih lanjut, Presiden juga menyampaikan terima kasih atas dukungan investor asing yang turut mewujudkan KEK Kesehatan Sanur. Menurutnya, keberadaan KEK Sanur adalah salah satu upaya strategis untuk mengejar ketertinggalan Indonesia di bidang kesehatan dan harus menjadi contoh bagi sektor-sektor lain. "Indonesia negara yang mau berkembang pesat. Kita harus mengejar bangsa lain. Kita tidak bisa pakai cara-cara yang lama, cara-cara yang tidak efisien, cara-cara yang boros, manajemen yang enggak bener,” kata Presiden, menegaskan urgensi inovasi dan efisiensi.
Dengan fasilitas sekelas hotel mewah yang menggunakan lantai marmer, Bali International Hospital mencerminkan visi Presiden Prabowo bahwa Indonesia sebagai negara besar yang maju dan dinamis harus memiliki fasilitas terbaik yang dapat dibanggakan. "Saya melihat Bali International Hospital itu luar biasa juga. Waktu saya masuk, saya kira hotel. Memang, rumah sakit nuansa hotel. Maksudnya, Indonesia adalah negara besar, negara berkemajuan, dinamis sehingga kita juga harus punya fasilitas terbaik," ujarnya.
Melalui peresmian KEK Kesehatan Sanur dan BIH, Presiden Prabowo Subianto berharap Indonesia dapat menjadi destinasi wisata medis unggulan dan rujukan bagi pasien-pasien dari kawasan Asia Tenggara dan Pasifik. Langkah ini tidak hanya meningkatkan kualitas kesehatan domestik tetapi juga menempatkan Indonesia di peta layanan medis global, memperkuat posisi negara sebagai pemain penting dalam industri kesehatan internasional. (M-001)