MANGUPURA-fajarbali.com | Polandia, salah satu kekuatan industri game terbesar di dunia, secara resmi menandai partisipasi perdananya di ajang Indonesia Game Developer Exchange (IGDX) Conference & Expo 2025 dengan menghadirkan Paviliun Polandia di The Stone Hotel, Bali pada Sabtu, 11 Oktober 2025. Kehadiran delegasi Polandia ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat kolaborasi lintas budaya, memperluas peluang inovasi di industri game, serta ekonomi kreatif antara kedua negara.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Polish Investment and Trade Agency (PAIH) bekerja sama dengan Kedutaan Besar Polandia di Jakarta, sebagai bagian penting dari rangkaian program promosi besar bertajuk Poland Festival ASEAN 2025. Program ini bertujuan untuk mempererat hubungan bisnis, pendidikan, dan kreativitas digital antara Polandia dengan negara-negara di Asia Tenggara, khususnya Indonesia.
“Kami ingin menunjukkan bahwa Polandia bukan hanya kekuatan ekonomi Eropa, tetapi juga mitra kreatif yang potensial bagi Indonesia,” ujar Cezary Filipek, Head of Office PAIH di Indonesia. Ia optimistis bahwa melalui sektor industri game, pendidikan digital, dan pengembangan intellectual property (IP), Indonesia dan Polandia dapat tumbuh bersama sebagai ekosistem global yang inovatif.
Salah satu sorotan utama dalam Paviliun Polandia adalah peluncuran spesial “Zivana Poland Festival Edition”, sebuah hasil kolaborasi menarik antara Gamecomm Indonesia dan Sekuya, dengan dukungan Poland Festival 2025. Karakter IP Zivana—yang diciptakan untuk merepresentasikan semangat budaya Indonesia—kini tampil menawan dengan kostum baru yang terinspirasi dari busana tradisional Polandia, dipadukan secara harmonis dengan motif Batik Parang dan ornamen Gorga Batak. Perpaduan desain ini tak sekadar estetika, namun menjadi simbol persahabatan dan kreativitas lintas negara yang nyata.
Cezary Filipek menekankan bahwa sektor gaming Polandia adalah salah satu kisah sukses transformasi ekonomi negara tersebut. Selama 30 tahun terakhir, Polandia telah berhasil tumbuh menjadi salah satu pusat industri game global, menaungi lebih dari 500 studio dan melibatkan 20.000 profesional aktif. Keberhasilan ini didukung oleh ekosistem digital yang kuat, terbukti dengan status Polandia sebagai negara pertama di Eropa yang memasukkan game development dalam kurikulum sekolah, serta memiliki indeks saham khusus sektor game di Warsaw Stock Exchange.
“Kami percaya Indonesia memiliki potensi besar sebagai pusat pertumbuhan industri game Asia,” kata Filipek, melihat pasar dan talenta kreatif Indonesia yang menjanjikan. Pihak PAIH pun menyatakan komitmennya untuk berbagi pengetahuan dan membangun kolaborasi jangka panjang, tidak hanya di bidang pengembangan game, tapi juga di sektor pendidikan dan riset.
Merespons potensi ini, Sere Kalina, CEO sekaligus Co-Founder Gamecomm Indonesia, mengatakan, “Zivana kami ciptakan sebagai simbol semangat kreatif Indonesia yang bisa berdiri di panggung global.” Sebelumnya, karakter Zivana juga pernah tampil di Thailand dengan kostum Suvanna Macha. Melalui kolaborasi di Poland Festival ASEAN 2025, Zivana melanjutkan perannya sebagai duta kreatif yang membawa pesan tentang keberagaman dan kolaborasi global.
Antusiasme juga datang dari Gabriela Siemienkowicz, Head of Communication 11Bit Studios, studio di balik game internasional ternama seperti Frostpunk dan This War of Mine. Ia mengapresiasi penyelenggaraan IGDX 2025 yang dinilainya lebih besar dan inklusif. “Saya senang bisa berinteraksi langsung dengan banyak pengembang muda Indonesia,” ujarnya, menegaskan bahwa IGDX adalah tempat di mana kolaborasi masa depan dapat dimulai.
Partisipasi Polandia di IGDX tahun ini juga bertepatan dengan peringatan 70 tahun hubungan diplomatik antara Polandia dan Indonesia. Filipek menambahkan bahwa PAIH turut mendorong kerja sama pendidikan melalui Banat Scholarship, yang kini telah menarik ribuan pelajar Indonesia untuk melanjutkan studi magister dan doktoral di Polandia, menandakan eratnya hubungan yang terjalin. “Hubungan kita semakin erat, bukan hanya melalui perdagangan, tapi juga melalui pertukaran pengetahuan, budaya, dan ide,” pungkasnya. (M-001)