PKM Untrim di Desa Wisata Bunut Bolong, Upaya Pulihkan Pariwisata Pasca-Covid

IMG-20241029-WA0006
Tim PKM Untrim berfoto di depan pohon bunut bolong.


NEGARA-sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Banjar Bunut Bolong, Desa Manggissari, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, dikenal sebagai salah satu tujuan wisata karena keberadaan pohon bunut yang unik.

Pohon bernama latin Ficus Virens (jenis beringin) ini, menjulang di tengah jalan dengan lubang besar. Lubang ini menjadi akes utama di jalan raya Manggissari.

Pohon Bunut Bolong ini sudah ada sejak jaman pemerintahan kolonial Belanda. Beberapa foto yang terpampang menunjukkan prajurit jaman kerajaan Hindu dan penjahanan Belanda yang berpose di depan Bunut Bolong.

Bertepatan dengan pohon bunut ini juga terdapat pura suci yang disakralkan oleh masyarakat desa setempat. Masyarakat percaya dan menyampaikan secara turun temurun kalau rombongan nikahan dan rombongan yang membawa jenasah tidak diperkenankan melewati pohon tersebut.

Rombongan harus menempuh jalur khusus disebelahnya; bila melanggar dikhawatirkan akan mendapat musibah.

Mempertimbangkan hal sakral ini, tokoh masyarakat memberi informasi/petunjuk yang cukup besar dan jelas di sebelah pohon Bunut tersebut.

Di sekitar pohon bunut terdapat lembah nan indah dengan pohon-pohon besar yang sangat rindang. Lembah ini dikenal dengan nama Lembah Naga. Kabut yang senantiasa turun dan menutupi pepohonan menjadikan lembah ini tampak seperti lembah bersalju dengan suasana cukup dingin.

Di sepanjang destinasi Bunut Bolong ini kelompok masyarakat pariwisata mendirikan beberapa spot selfie dan gazebo warung kopi. Sebelum pandemi Covid 19 destinasi ini cukup ramai dikunjungi dan memberi dampak positif bagi ekonomi warga setempat.

Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Manggissari membuat beberapa spot selfie dan rumah pohon namun belum tuntas dan terkesan mangkrak.

Rumah pohon yang ingin dibangun dengan back ground lembah naga juga belum berhasil diwujudkan terkendala dana. Spot selfie dengan balon udara bambu yang menjorok ke jurang Lembah Naga juga terhenti dan tidak diketahui kapan akan diselesaikan pembangunannya.

BACA JUGA:  Sambut Tahun Baru, GWK Cultural Park Hadirkan Atraksi Terbaru Tari Musikal "BARAONG"

Kecemasan inilah yang mendorong para dosen dan mahasiswa Universitas Triatma Mulya (Untrim) melaksanan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) sebagau upaya pemulihan bagi geliat pariwisata Bunut Bolong.

Ketua Tim PKM, Dr. Ni Luh Putu Agustini Karta, belum lama ini, menjelaskan, pihaknya telah memberikan pelatihan guide, hygiene dan sanitasi dalam pelayanan makan, minum serta pelatihan K3 pada destinasi wisata, menyasar 25 orang warga, Pokdarwis dan disaksikan Kepala Desa Manggissari.

Selain itu, dalam PKM DIKTI 2024 ini , Untrim juga merevitalisasi beberapa sarana pendukung di desa wisata Bunut Bolong, di antaranya spot selfie rumah pohon, icon pohon Bunut Bolong, icon tulisan lembah naga dan perbaikan akses ke batu palung (sarkopagus).

"Terima kasih kami ucapkan pula kepada Rektor Universitas Triatma Mulya, Bapak Dr. I Ketut Putra Suarthana, MM. yang senantiasa memberi dukungan penuh terhadap upaya peningkatan layanan pariwisata," kata Agustini.

Ia optimis, secara perlahan namun pasti destinasi ini akan bangkit kembali dan mulai dikenal oleh wisatawan domestik dan mancanegara sebagai destinasi yang manarik untuk dikunjungi dan "instagramable".

Lebih lanjut, kata Agustini, di samping Banjar Bunut Bolong, terdapat Banjar Juwuk Manis yang memiliki air terjun yang sangat indah, secara teritori terpisah dari dua banjar lainnya oleh beberapa buah sungai, dan lahan perkebunan serta hutan alami.

Air terjun ini juga membutuhkan sentuhan para pelaku pariwisata, baik dari aspek revitalisasi maupun pendanaan.

Hasil penggalian Balai Arkeologi Denpasar pada tahun 2010 menemukan potensi lain yang belum tergali yakni sebuah sarkopagus (palungan batu) peninggalan jaman peradaban sejarah kuno. Sarkopagus ini sama sekali tidak terhubungkan dengan kegiatan pariwisata di daerah Bunut Bolong.

Menurut dia, keberadaan objek ini semakin memberi kesan unik pada Bunut Bolong. "Tujuan kegiatan ini adalah melakukan upaya revitalisasi terhadap beberapa sarana dan prasarana yang menjadi icon destinasi wisata ini," ujarnya.

BACA JUGA:  Bupati Badung Sambut Baik Kehadiran Tui Blue Hotel, Bisa Tingkatkan PAD dan Serap Tanaga Lokal

Revitalisasi mencakup perbaikan akses menuju batu palung (sarkopagus), pengadaan kembali spot selfie berupa balon udara, tulisan icon lembah naga, tulisan icon Bunut Bolong dan video promosi yang memberi informasi yang lengkap bagi masyarakat serta wisatawan.

Kehadiran para dosen, mahasiswa dan praktisi pakar juga menyentuh para sumber daya manusia yang terlibat dalam pelayanan wisatawan.

Dosen dan praktisi memberikan peyuluhan secara bertahap kepada pelaku pariwisata di Bunut Bolong agar mampu memberikan layanan sesuai standar.

Agustini mengklaim, kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat dan warga menginginkan keiatan yang berkesinambungan agar senantiasa mampu melayani wisatawan dengan baik.

PKM ini merupakan Program Hibah Kemitraan Masyarakat (PKM) Kemendikbudristek Dikti 2024. Agustini dibantu anggota, Isyaratullatifah, S.Pd.,M.Pd., Dr. Ni Ketut Dewi Irwanti, S.Psi.M.Erg., dan Ni Made Hartini, S,E. M.M.

Ada pun para pembicara, yakni Dr. Ni Ketut Dewi Irwanti, S.Psi. M.Erg., dengan materi "Pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Destinasi Wisata".

Pondang Polikarpus Nainggolan, B.App.ECM., menyuguhkan materi "Hygiene dan Sanitasi Makanan Minuman di Destinasi Wisata", serta Ni Made Lina Kurniawati, S.Pd., M.Pd. memberikan pelatihan "Guiding and Conversation" kepada para 'tour guide' di Bunut Bolong.

Kepala Desa Manggissari I Ketut Wismawan dan Kepala Pokdarwis Manggissari Cokorda Gde Putra, mengapresiasi PKM yang dilakukan Sivitas Akademika Untrim, sembari berharap pendampingan dilakukan berkelanjutan. 

 

Scroll to Top