DENPASAR-fajarbali.com | Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-43 tahun 2021 resmi ditutup, Sabtu (10/7/2021). Hajatan seni selama sebulan dengan sistem hibrid (luring dan daring) itu, berlangsung lancar. Koordinator Tim Kreatif PKB 2021 Kadek Wahyudita saat dikonfirmasi menyampaikan, kendati pelaksanaannya berlangsung pada masa pandemi Covid-19, apresiasi masyarakat sangat bagus. Ini menandakan magnet PKB masih sangat besar.
“Meski ada masyarakat yang datang menonton secara langsung (sebelum PPKM), namun sebagian besar masyarakat lebih banyak menonton pergelaran PKB secara virtual. Kita akui bahwa teknologi ternyata memang menjadi hal penting untuk selalu hadir menjadi jembatan seniman dengan publik seni. Ini perlu ditingkatkan di masa masa mendatang,” ujarnya.
Wahyudita mengatakan, kendati misalnya pandemi telah usai, namun banyak seniman berharap agar pergelaran seni hendaknya selalu ditayangkan secara streaming di media sosial, selain pentas langsung.
“Animo masyarakat menonton PKB 2021 cukup tinggi. Bahkan, berdasarkan data statistik dan survey yang dilakukan secara langsung maupun online, penonton PKB melalui Youtube di akun Disbud Prov. Bali, paling banyak berusia 13-24 tahun (48 persen), diikuti usia 25-44 tahun (35 persen), dan usia 45-65 tahun ke atas (17 persen),” terangnya.
Baca juga :
Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19, RS PTN Unud Tambah Bed Isolasi
Astra Motor Bali Apresiasi Tenaga Medis Melalui Service Motor Honda Serba Hemat
Selain itu, lanjut Wahyudita menjelaskan, bahwa penonton paling banyak menggunakan device HP (mobile phone) sebesar 85 persen, lewat komputer 8 persen, Smart TV 6 persen, Tablet dan Konsol Game 1 persen. Bahkan Subscribers channel Youtube Disbud Prov. Bali mencapai 7.000 lebih.
“Yang tak kalah menggembirakan adalah penonton Youtube pergelaran PKB juga berasal dari sejumlah negara. Selain Indonesia, penonton juga ada dari Jepang, Amerika, Malaysia, Taiwan, Belanda, Kanada, Australia, India, dan Singapura. Ini tentu menjadi ajang promosi Bali di dunia internasional,” ucapnya.
Wahyudita berharap ke depan hajatan seni tahunan ini bisa dikelola lebih baik, dengan memanfaatkan teknologi, seperti yang telah dilakukan selama pandemi ini. Manajemen pelaksanaan perlu terus ditingkatkan di tengah masyarakat yang terus bertranspormasi menyesuaikan diri dengan kondisi zaman.
Memang, menjadi sebuah tantangan merawat tradisi di tengah hadirnya teknologi yang merangsang hadirnya berbagai bentuk seni virtual.
“Kita tentu berharap, hadirnya teknologi akan bermanfaat untuk menjaga tradisi di tengah gering agung. Dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, kita mesti memiliki sebuah dokumentasi yang berkualitas dan karya-karya kreasi yang berkualitas lebih baik,” pungkasnya. (dha)