SEMARAPURA-sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Terpuruknya sektor pariwisata lantaran pandemi Covid-19 tak lantas membuat warga di Desa Batununggul, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung berputus asa. Sebaliknya, saat ini ibu-ibu anggota PKK di desa tersebut justru sedang merintis usaha baru. Yakni membuat dupa.
Sejauh ini, dupa celup produksi ibu-ibu kreatif di Batununggul tersebut cukup diminati. Namun, mereka berharap bisa memperluas pemasaran. Tidak hanya bermitra dengan pedagang lokal, tetapi juga menjalin kerjasama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang ada di Kecamatan Nusa Penida.
Harapan tersebut diungkap oleh Perbekel Batununggul, Ketut Sulatra. Disampaikan, usaha pembuatan dupa ini sangat potensial untuk dikembangkan. Mengingat selama ini kebutuhan dupa di Nusa Penida khususnya di Desa Batununggul masih mengandalkan pasokan dari Klungkung daratan. Apalagi peluang pasar juga cukup tinggi, dupa selalu dibutuhkan oleh warga terutama Umat Hindu di Nusa Penida untuk kebutuhan upacara keagamaan.
Baca Juga :
Edukasi Sasar Pasar, Operasi Prokes Juga Tetap Digencarkan Di Bangli
Belajar di Hutan Belajar Para Siswa Dikenalkan Tentang Hutan
"Dipilihnya dupa sebagai program pemberdayaan tiada lain adalah kebutuhan dasar masyarakat selain sembako. Dupa potensinya sangat besar, selama ini Nusa Penida khususnya Desa Batununggul masih mengandalkan pasokan dupa dari Bali Daratan," ujarnya seraya mengatakan untuk merealisasikan peluang tersebut, pihaknya mengadakan pelatihan pembuatan dupa sebanyak dua kali.
Respon masyarakat terhadap produk yang dihasilkan anggota PKK Desa Batununggul sejauh ini sangat baik. Dupa celup untuk ukuran satu kilo dihargai Rp30 ribu berlaku pada semua aroma, sementara untuk yang herbal dihargai Rp32 ribu.
Sulatra mengatakan, produksi bulan lalu sudah terjual habis. Oleh karena itu, pihaknya berharap produksi dapat ditingkatkan untuk merambah pasar yang lebih luas. Saat ini, pemasaran masih mengandalkan pedagang-pedagang lokal di Batununggul. Di samping juga ditangani oleh BUMDes setempat. Namun, untuk mengairahkan usahanya, Sulatra berharap peran pemerintah agar pemasaran dupa produksi warganya bisa dikerjasamakan dengan BUMDes yang ada di seluruh Nusa Penida.
"Berbiacara pasar, kami menggarap penjualan nanti bisa kerja sama dengan BUMDes yang ada di Nusa Penida," harapnya. (dia)
Sejauh ini, dupa celup produksi ibu-ibu kreatif di Batununggul tersebut cukup diminati. Namun, mereka berharap bisa memperluas pemasaran. Tidak hanya bermitra dengan pedagang lokal, tetapi juga menjalin kerjasama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang ada di Kecamatan Nusa Penida.
Harapan tersebut diungkap oleh Perbekel Batununggul, Ketut Sulatra. Disampaikan, usaha pembuatan dupa ini sangat potensial untuk dikembangkan. Mengingat selama ini kebutuhan dupa di Nusa Penida khususnya di Desa Batununggul masih mengandalkan pasokan dari Klungkung daratan. Apalagi peluang pasar juga cukup tinggi, dupa selalu dibutuhkan oleh warga terutama Umat Hindu di Nusa Penida untuk kebutuhan upacara keagamaan.
Baca Juga :
Edukasi Sasar Pasar, Operasi Prokes Juga Tetap Digencarkan Di Bangli
Belajar di Hutan Belajar Para Siswa Dikenalkan Tentang Hutan
"Dipilihnya dupa sebagai program pemberdayaan tiada lain adalah kebutuhan dasar masyarakat selain sembako. Dupa potensinya sangat besar, selama ini Nusa Penida khususnya Desa Batununggul masih mengandalkan pasokan dupa dari Bali Daratan," ujarnya seraya mengatakan untuk merealisasikan peluang tersebut, pihaknya mengadakan pelatihan pembuatan dupa sebanyak dua kali.
Respon masyarakat terhadap produk yang dihasilkan anggota PKK Desa Batununggul sejauh ini sangat baik. Dupa celup untuk ukuran satu kilo dihargai Rp30 ribu berlaku pada semua aroma, sementara untuk yang herbal dihargai Rp32 ribu.
Sulatra mengatakan, produksi bulan lalu sudah terjual habis. Oleh karena itu, pihaknya berharap produksi dapat ditingkatkan untuk merambah pasar yang lebih luas. Saat ini, pemasaran masih mengandalkan pedagang-pedagang lokal di Batununggul. Di samping juga ditangani oleh BUMDes setempat. Namun, untuk mengairahkan usahanya, Sulatra berharap peran pemerintah agar pemasaran dupa produksi warganya bisa dikerjasamakan dengan BUMDes yang ada di seluruh Nusa Penida.
"Berbiacara pasar, kami menggarap penjualan nanti bisa kerja sama dengan BUMDes yang ada di Nusa Penida," harapnya. (dia)