Pentingnya Olahan Pangan Alternatif Untuk Menekan Tingginya Permintaan Beras

Loading

Denpasar-sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Pasokan pangan (beras) di tengah-tengah masyarakat sangat ditentukan oleh faktor lingkungan selain internal di tingkat petani. Faktor lingkungan yang sering berpengaruh terhadap produktivitas dan kualitas tanaman padi petani adalah perubahan cuaca yang tidak mendukung, seperti kekeringan yang berkepanjangan maupun air hujan yang berlebih. Kondisi yang demikian ini dapat mengganggu ketahanan pangan di suatu daerah.



Menurut Akademisi Dr. Ir. Gede Sedana, rendahnya produktivitas tanaman padi dan disertai dengan teknologi pascapanen yang belum optimal memberikan kontribusi pada rendahnya produksi beras. Sementara itu, permintaan terhadap beras oleh masyarakat dan industri tetap dan bahkan semakin meningkat.

"Kebutuhan terhadap pangan senantiasa bertambah seiring juga dengan pertumbuhan penduduk. Dengan demikian, pemerintah dan stakeholder selain petani perlu mengambil upaya-upaya terobosan untuk menciptakan ketahanan dan bahkan kedaulatan pangan," ujarnya, Senin (29/3/2021).

Baca Juga :
150 Hoax Ganggu Kelancaran Program Vaksinasi
Buleleng Buka Ruang Lebih Luas Untuk Pengusaha, Diharapkan Nantinya Berpartisipasi Dalam Pembangunan


Ia menilai, secara nasional pemerintah telah memiliki berbagai program peningkatan produksi melalui penyediaan sarana produksi baik dalam bentuk subsidi maupun insentif lainnya, transfer teknologi oleh penyuluh pertanian lapangan. Namun, belakangan ini produksi beras di Indonesia masih saja belum mampu memenuhi kebutuhan atau permintaan masyarakat. Sehingga, kebijakan impor beras sering menjadi pilihan yang cepat dan mudah bagi pemerintah.

"Selain penggunaan dan perbaikan teknologi budidaya tanaman padi dan pascapanen yang ditujukan kepada petani produsen, diperlukan juga kebijakan yang diarahkan kepada konsumen. Salah satu kebijakan di tingkat konsumen adalah diversifikasi pangan. Diversifikasi pangan dimaksudkan agar konsumen memulai untuk mengurangi atau mensubtitusi pangan yang berbahan beras sebagai sumber karbohidrat dengan komoditas lain," jelas Sedana.

Dirinya menerangkan, beberapa komoditas lain tersebut bisa singkong, jagung dan lain sebagainya. Substitusi pangan ini harus disertai dengan introduksi berbagai teknik pengolahan pangan sehingga komoditas tersebut menjadi disukai oleh masyarakat.

"Aneka olahan pangan menjadi alternatif untuk mendukung program diversifikasi pangan sehingga permintaan terhadap beras menjadi lebih kecil. Pemerintah perlu memberikan edukasi kepada masyarakat melalui pendekatan banjar/desa-desa yang melibatkan peran serta keluarga di dalam melaksanakan program diversifikasi pangan," terangnya.

Selain itu, pemerintah dan institusi lainnya juga agar memulai untuk menyediakan menu konsumsi berbahan non-beras atau minim berbahan beras di setiap kegiatannya. Atau dengan kata lain, program ini dapat mengendalikan impor beras secara perlahan karena permintaan menurun sementara di sisi lain produktivitas beras semakin ditingkatkan. (dha)
Scroll to Top