SEMARAPURA-fajarbali.com | Setelah Gunung Agung turun status, dari level IV (Awas) menjadi level III (Siaga), berlahan-lahan para pengungsi di Kabupaten Klungkung kembali ke rumah masing-masing.
Posko pengungsi di GOR Swecapura, Gelgel pun nampak sepi. Rabu (14/2/2018) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klungkung mulai melakukan pembongkaran tenda yang sudah tak dimanfaatkan lagi.
Kepala Pelaksana BPBD Klungkung, Putu Widiada mengungkapkan, pembongkaran tenda ini merupakan tindak lanjut atas penurunan status Gunung Agung. Pembongkaran tak hanya melibatkan personil BPBD, tetapi dibantu juga oleh jajaran PMI. Widiada menyampaikan, posko yang dibongkar berjumlah 10 buah. Hari sebelumnya, tim dari Dinas Sosial dan Tagana juga sudah melakukan pembongkaran tenda serupa.
“Kemarin rekan-rekan Dinas Sosial dan Tagana juga sudah bongkar tenda yang ada di lapangan basket dan voli sebanyak 10 buah, itu tenda familly,” ujarnya.
Pembongkaran ini dikalukan bukan sekadar karena penurunan status Gunung Agung, menurut Widiada timnya terjun juga untuk melakukan pembersihan. Bila suatu saat status Gunung Agung naik lagi, maka tenda dan posko segera akan dipasang lagi.
“Kita bongkar dulu biar keliahatan bersih. Kalau nanti ada lagi peningkatan status Gunung Agung, sesuai arahan Pak Bupati, tentunya akan kami dirikan lagi tendanya,” imbuhnya.
Sedangkan terkait kondisi lapangan yang berantakan serta rumputnya yang mati, Widiada mengatakan hal tersebut sudah disoroti oleh Bupati Klungkung,I Nyoman Suwirta. Oleh karena itu, sudah diusulkan agar anggaran KONI ditambah. Utamanya untuk pemulihan kondisi lapangan. Demikian juga dengan sejumlah fasilitas olahraga yang memerlukan berbaikan. Seperti lapangan voli dan basket.
Di sisi lain, Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta juga sempat meninjau ke lokasi. Di hari kerja terakhirnya, Bupati Suwirta menyoroti mengenai logistik untuk pengungsi yang masih tersisa. BPBD sudah diminta untuk segera melakukan pendataan logistik. Setelah itu, barulah akan dirapatkan, sehingga mendapat keputusan terkait sisa logistik. Apakah akan disalurkan ke panti asuhan atau di simpan dulu. Mengingat sewaktu-waktu Gunung Agung bisa erupsi lagi.
“Terkait logistik yang ada, saya sudah tugaskan BPBD untuk lakukan pendataan. Nanti kami rapatkan mau dibawa ke mana. Kita tidak basa buang atau manfaatkan begitu saja tanpa ada keputusan. Sehingga nanti apa akan disumbangkan ke panti asuhan atau simpan dulu. Apalagi kemrin Gunung Agung erupsi lagi apa kita simpan dulu. Biar tidak salah nanti,” jelasnya.
Berdasarkan pantauan di GOR Swecapura, mayoritas pengungsin sudah pulang ke kampung halaman mereka. Pasca dibongkar tenda-tenda memang meninggalkan kesan kumuh. Tanah berlubang, dan rumput lapangan pun sudah tidak tertata lagi. (dia)