https://www.traditionrolex.com/27 Pembuatan Jaja Uli Masih Dilakoni di Kelurahan Bitera, Mesin Iris Sangat Membantu Kuantitas Produksi - FAJAR BALI
 

Pembuatan Jaja Uli Masih Dilakoni di Kelurahan Bitera, Mesin Iris Sangat Membantu Kuantitas Produksi

(Last Updated On: 17/04/2022)

GIANYAR-fajarbali.com | Kelurahan Bitera, Kecamatan Gianyar memiliki beberapa industry kecil kreatif. Salah satu industry rumahan yang masih dilakoni masyarakat disana adalah pembuatan jaja uli  yang sudah berkembang sejak Tahun 1970-an. Pembuatan penganan untuk upakara ini sebagian besar dikerjakan ibu-ibu rumah tangga yang juga sebagai mata pencaharian tetap.

Salah satu warga yang membuat penganan ini adalah Ni Nengah Suarni (40) asal Lingkungan Batur Sari. Dikatakan Suarni, dirinya sudah membguat penganan tersebut sejak 20 tahun silam. Penganan ini ada empat jenis, dari ukuran terkecil sampai ukuran besar.

“Pemasarannya kami bawa ke Pasar Samplangan (pasar Gianyar). Sedangkan metode penjualannya adalah dengan menyerahkan ke pedagang 50 iris jaje dengan harga Rp 10 ribu. Semua jaje diserahkan dalam paket isi 50 iris jaje uli kering.

Baca Juga :
PDIP Gianyar Gelar Donor Darah Berkelanjutan, Sebulan Butuh 700 Kantong, Masa Pandemi, Stok Menipis
Pemkab Gianyar Mendapat Kunjungan DPRD TAbanan, Ketua Dewan Tabanan Sebut, Bupati Gianyar ‘Keren’

Dikatakannya, sebelum adanya teknologi, iris jaje uli dengan manual, namun kini sudah ada mesin iris, sehingga hasilnya lebih rata dan ketebalan yang sama. Untuk membuat penganan tersebut, untuk ukuran kecil dibutuhkan ketan sebanyak 15 kg.

“Kalau mendekati hari Raya Galungan, kami biasanya membuat 30 kg dan juga menerima pesanan sesuai warna,” jelas Suarni. Untuk bahan baku, karena sudah memilikilangganan, biasanya bon di took, termasuk kelapa.

Disebutnya, sebagian besar-ibu rumah tangga di Kelurahan Bitera membuat penganan jaje uli.

“Kecuali PNS atau memiliki usaha lain,” terangnya. 

Ditambahkannya, setelah diiris, penganan tersebut harus mendapat matahari yang terik, sehingga cepat kering. Bahkan disebutnya langganan pembeli ada dari Denpasar dan Badung. Suarni juga mengatakan hamper 90% warga di lingkungannya membuat penganan jaje uli. 

Selama masa pandemic covid 19, usaha pembuatan jaje uli masih berlangsung. Walau penjualan menurun, karena upakara lebih sederhana dan kecil. Namun dikatakannya, mulai 2021, penjualan jaje uli merangkak naik dan jumlah produksi tidak mengalami penurunan. (sar)

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Covid-19 Varian Afrika Selatan Lebih Cepat Menular, Taat Prokes Menjadi Keharusan

Ming Mei 9 , 2021
Dibaca: 49 (Last Updated On: 17/04/2022)Denpasar-fajarbali.com | Ditemukannya varian baru virus corona dengan kode B.1.351 dari Afrika Selatan pada salah satu pasien meninggal Covid-19 di Bali pada Januari lalu, sontak saja membuat masyarakat semakin was-was dengan varian baru dari virus Covid-19 tersebut.  Save as PDF

Berita Lainnya