DENPASAR-fajarbali.com | Memotong gigi (metatah) juga ada efek sampingnya bagi kesehatan, jika dilakukan dengan tidak benar. Untuk itu, perlu edukasi kesehatan gigi dalam tata cara pemotongan gigi yang baik dan benar.
Hal tersebut disampaikan Jero Mangku drg Made Budiarsana dalam acara pembekalan bagi peserta metatah masal yang diselenggarakan Paguyuban Widya Swara di Grya Gede Manik Uma Jati Kepaon, Kamis (29/03/2018).
Menurutnya, pemotongan gigi atau di Bali dikenal dengan matatah, jika dilakukan secara tidak benar, bisa menyebabkan lapisan enamel ini terbuang dan lapisan di bawahnya terlihat. "Padahal lapisan di bawah enamel, yaitu dentin, tidaklah sekeras enamel, dan terdiri dari pori-pori yang terdapat banyak ujung syaraf di dalamnya. Hal ini dapat menyebabkan masalah pada kesehatan," ujarnya.
Pada pelaksanaan kegiatan ini, paguyuban Widya Swara lebih menonjolkan dari aspek simbolik dengan tetap mengacu pada sastra dan mempertahankan tradisi. Gigi hanya di potong kurang dari 2 mm, karena pelaksanaan ini bukan menonjolkan estetika. Untuk estetika dipersilahkan lebih lanjut dengan dokter ortodontis.
"Selain itu kami juga memperhatikan ke higienisan alat-alat sangging dan pemberian disinfektan dan memperbanyak jumlah alat. Sehingga alat tersebut memperoleh waktu jeda. Termasuk penggunaan masker dan slop tangan, sampai kepada posisi wajah sangging supaya tidak terlalu dekat dengan yang ditatah," katanya.
Pada acara pembekalan tersebut juga diisi dengan penjelasan mengenai makna metatah, menek kelihatan, sungkem, dan pawintenan Saraswati yang disampaikan oleh Jero Mangku Dody Aryanta dari paguyuban widya swara dan di simpulkan oleh Ida Mpu Yogiswara. (Alt)