Menyambut Tahun Baru 2018, dan wujud konsistensi rasa kepedulian kepada pengungsi Gunung Agung, PDI Perjuangan Kabupaten Tabanan kembali menyambangi dan menyerahkan bantuan sembako dan uang tunai di posko pengungsian Banjar Kembang Mertha, Desa Candikuning Baturiti, Rabu(27/12).
TABANAN-fajarbali.com | Kedatangan rombongan dipimpin Ketua DPC PDI P Kabupaten Tabanan I Komang Gede Sanjaya didampingi Nyonya Rai Wahyuni Sanjaya. Turut hadir anggota Fraksi PDIP DPRD kabupaten Tabanan, dan jajaran PAC PDI P Tabanan.
Penyerahan bantuan diberikan secara simbolis dan diterima Bendesa Adat Kembang Mertha I Nyoman Sukita. Selain sumbangan uang tunai sebesar 4,5 juta rupiah, sumbangan kader partai Moncong Putih itu, juga berupa beras dan minyak goreng yang merupakan paruman sumbangan para kader baik di DPC, PAC dan anggota Fraksi PDIP DPRD Tabanan serta LSM Forkot.
Ketua PDI Perjuangan Kabupaten Tabanan I Komang Gede Sanjaya mengatakan bantuan yang diberikan merupakan wujud konsistensi kepedulian PDIP Tabanan terhadap pengungsi hingga di bulan ketiga ini. Sebagai partai wong cilik, sudah sepantasnya PDIP selalu berada ditengah tengah masyarakat.”Hari ini sumbang beras 950 Kg, minyak goreng 882 liter dan uang tunai sebesar 4.5 juta rupiah. ini bentuk konsistensi kepedulian kita (PDIP) dalam memperhatikan pengungsi, dari bulan pertama hingga di bulan ketiga ini,”ucapnya.
Sanjaya menambahkan, menjelang pergantian tahun, PDIP Tabanan juga akan menyumbang 1 kuintal ikan lele kepada pengungsi. Dengan adanya sumbangan tersebut, diharapkan pengungsi masih bisa merasakan kemeriahkan suasana perayaan pergantian tahun. “ Agar pengungsi bisa merasakan kemeriahan perayaan tahun baru, nanti tgl 31 desember PDIP akan kembali menyumbang 1 kuintal ikan lele, itu ada sekitar 600 ekor. itu dimasak dan dihidang bersama-sama saat malam pergantian tahun,” ujarnya.
Diakhir sambutannya, sanjaya juga mengungkapkan kebanggaannya, karena pengungsi di posko candi kuning tergolong pengungsi produktif. Dalam keseharian mereka tidak hanya diam di posko tetapi mereka tetap bekerja baik sebagai tenaga packing, buruh, petani sayur dan pekerjaan lainnya sesuai dengan kondisi geografis di daerah baturiti. “ Ini sangat saya apresiasi, pengungsi yang produktif,” pungkasnya. (gde)