DENPASAR - sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Merebaknya isu virus Afrika Swine Fever (ASF) yang menyerang babi di Bali, mendapat perhatian serius panglingsir Puri Ageng Pemayun, Kesiman, I Gusti Ngurah Gede, SH.
Terlebih, isu tersebut membuat penjualan dan konsumsi daging babi menurun drastis. ‘’Kondisi berdampak pula dengan turunnya harga daging babi, sehingga menyebabkan peternak babi, khususnya yang rumahan mengalami kerugian. Melalui kesempatan ini, kami membeli beberapa babi milik warga, untuk dipotong dan dibagikan kepada masyarakat,’’ ungkap Ngurah Gede, usai membagikan daging kepada masyarakat, saat penampahan Galungan, di Puri Ageng Pemayun Kesiman.
Ngurah Gede mengatakan, tradisi nampah celeng (potong babi) ini bukan kali ini saja. Kegiatan ini sudah berlangsung sejak 2003 lalu atau sebelum duduk sebagai anggota DPRD Denpasar, dan berlangsung setiap enam bulan sekali. Sekali potong, katanya, rata-rata 2 ton atau sekitar 17-18 ekor babi. Hanya saja, tahun ini momentumnya bersamaan dengan merebaknya isu virus. Karena itulah, pihaknya mengajak pangurus PAC PDI Perjuangan Denpasar Timur untuk bersama-sama mengampanyekan bahwa daging babi aman dikonsumsi. ‘’Kami ingin melalui kegiatan berbagai daging babi menjelang hari suci Galungan ini, masyarakat Denpasar tak takut makan daging babi. Terpenting babi yang dipotong sehat dan pengolahannya tepat,’’ ujar Ngurah Gede.
Panglingsir Puri yang juga Ketua DPRD Kota Denpasar yang ikut menjadi bakal calon Wakil Walikota Denpasar pada Pilkada 2020 itu minta agar para jagal selektif memotong babi. Artinya, babi yang dipotong betul-betul sehat. ‘’Selama ini biasanya ada oknum jagal nakal, sehingga berdampak buruk di masyarakat. Karena itu babi yang dipotong harus betul-betul sehat,’’ ujarnya, sembari menekankan jika memang akan dijual, akan lebih baik dipotong di Rumah Potong Hewan (RPH) Pesanggaran. (car).