BANGLI – fajarbali.com | Seoarang pasien yang meninggal di RSU Bangli mendapat penanganan jenazah dengan SOP penanganan Covid-19. Hal tersebut dilakukan, lantaran yang bersangkutan saat dirapid test awalnya hasilnya positif corona. Namun setelah dilakukan Swab test sebanyak dua kali hasilnya negative. Meski demikian, penanganan jenazah tetap dilakukan dengan SOP Covid-19, lantaran petugas tidak mau ambil resiko terhadap hal-hal yang tidak diinginkan.
Juru Bicara Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bangli, I Wayan Dirgayusa saat dikonfirmasi Rabu (22/04/2020) membenarkan adanya seoarang pasien yang meninggal di RSU Bangli penanganan jenazahnya menggunakan SOP penanganan Covid-19. Pasein yang meninggal dunia tersebut, sesuai Surat Keterangan RSU Bangli No.445.04/779/PPL/RSU/2020 yang ditandatangani Wadir Pelayanan RSU Bangli, dr.I Wayan Ari Susanti, pasien berinisial Ni Nyoman Soko asal banjar Tingkat Batu, Jehem, Tembuku. “Pasein bersangkutan masuk rumah sakit tanggal 18 April 2020 sore sekitar jam 15.00 wita diantar keluarga. Pada saat itu langsung di rafid test dengan hasil positif,” jelas Dirgayusa yang juga Kadiskominfosan Kabupaten Bangli ini.
Tindak lanjut dari itu, hari Senin dan Selasa telah dilanjutkan dengan Swab test. Namun hasilnya dari dua kali swab test tersebut, dinyatakan negative. Meski hasil swab testnya negative, karena adanya riwayat tersebut penanganan jenazah tetep sesuai dengan SOP penanganan Jenazah Covid 19. Hal tersebut dilakukan sesuai saran petugas medis, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak kita inginkan bersama. Selanjutnya, kata dia, jenazah yang bersangkutan telah dijemput oleh pihak keluarga bersama satgas covid 19 Desa, untuk langsung diupacarai/dibakar.
Sebelumnya beredar kabar di kalangan masyarakat bahwa pasien tersebut justru disebutkan meninggal dunia karena positif Covid-19. Dampaknya, masyarakat Bangli dibuat resah. Karena itu, tim medis penanganan Covid-19 akhirnya melakukan tes swab pada pasien tersebut. Hasilnya, dua kali swab test hasilnya negative. “Sesuai hasil diagnosa rumah sakit, ibu yang meninggal itu mengalami syok septic, penumonia, diabetes type II. Karena itu, kami mohon kepada masyarakat agar tidak cepat percaya terhadap kabar yang belum tentu kebenarannya, sehingga tidak menimbulkan keresahan, dan tetap harus waspada,” pungkasnya. (arw)