DENPASAR – fajarbali.com | Akibat dari pandemi Covid-19, membuat ribuan orang yang bekerja di sektor pariwisata kehilangan matapencaharian dan diprediksi akan beralih pekerjaan ke bidang yang lain. Sektor pertanian pun menjadi pilihan yang paling fleksibel dilakukan di masa pandemi.
Pengamat ekonomi, M. Setyawan Santoso, Kamis (25/6/2020) mengatakan, dengan keahlian di bidang pariwisata, tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan tersebut dapat menyumbangkan keahlian digitalnya untuk mendukung proses digitalisasi sektor pertanian.
“Covid-19 memperkenalkan kepada semua orang akan pentingnya dunia digitalisasi sebagai salah satu solusi menghindari kontak fisik dan jaga jarak. Bagi sektor pertanian, proses digitalisasi akan melengkapi proses penggunaan teknologi pertanian,” ungkapnya.
Hal ini dimungkinkan mengingat saat ini di sektor pertanian telah mengalir tenaga-tenaga trampil eks-sektor pariwisata yang sangat melek teknologi dan biasa menggunakan aplikasi digital.
“Mulai sekarang pemerintah dapat mendorong sekaligus proses teknologi dan digitalisasi di sektor pertanian mulai dari tahap bahan baku, produksi, packaging dan pemasaran,” tambahnya.
Ia juga menyampaikan, sektor pertanian kendati ikut terpengaruh namun terdampak sangat minim terhadap Covid-19. “Bahkan tanpa kita sadari Covid-19 memberikan peluang besar bagi sektor pertanian,” ujarnya.
Dengan menurunnya arus wisatawan masuk ke Bali, maka dipastikan pembangunan hotel, restoran, rumah singgah, vila dan tempat tinggal wisatawan akan terhenti sejenak. Hal ini seiring dengan upaya pemerintah dalam pengendalian tingkat konversi lahan pertanian. (dar).