Pandemi, Pesanan Petulangan Terus Mengalir

GIANYAR-sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com |  Masyarakat adat Bali terus bersemangat dalam menggelar upacara yadnya. Salah satunya adalah upacara Pitra Yadnya (Pengabenan). Walau pemerintah telah memberlakukan PPKM, kegiatan upacara ini tetap berlangsung dengan Prokes ketat. Halini juga terlihat, pesanan petulangan (Bade untuk kremasi) terus mengalir.


Salah satu undagi yang menekuni petulangan ini adalah Anak Agung Gede Oka Pemayun asal Banjar Getas Kawan, Blahbatuh, Dikatakan AA Pemayun, usahanya terus mendapat pesanan. “Saat ini pesanan banyak, membutuhkan tenaga ekstra agar selesai tepat waktu,” jelas AAPemayun, Senin (5/7/2021) kemarin saat menyelesaikan pesanan petulangan Singa. 

Banyaknya pesanan petulangan,mengingat bulan-bulan ini adalah musim pengabenan. “Dalam beberapa hari ke depan, ada banyak Ngaben masal, beberapa sudah siap dan ada yang menunggu finishing,” ujarnya.

Baca Juga :
Lontar Masih Disakralkan, Tapi Sudah Tidak Tenget Lagi
PPKM Darurat Diharapkan Efektif Tekan Kasus Covid-19


Sedangkan pada hari-hari biasa, pesanan dating dari perorangan, yang menggelar pengabenan pribadi. Bahkan di awal-awal pandemic pesanan sempat kosong dan banyak warga beralih ke crematorium. “Harga menyesuaikan bahkan turun. Biar sama-sama bisa jalan,” tambahnya.

Dijelaskan lagi, di saat kondisi normal, harga petulangan biasa sampai Rp 6 juta, namun kini dibanderol harga Rp 4,5 juta. “Kualitas tidak berkurang, ornament dan rangka tetap yang terbaik,”ujarnya. Walau demikian, harga bahan baku di pasaran sudah merangkak naik. Bahan yang digunakan pada umumnya kertas, kain, lem, kayu dan bahan lainnya. Rata-rata penyelesaian petulangan bisanya 2 -3 hari yang didukung oleh 12 undagi.

“Pekerja tetapnya 6 orang, selebihnya paruh waktu. Namun disaat pesanan banyak, kami mimta membantu full time,” tutupnya. AA Pemayun ini juga pernah menyelesaikan Bade setinggi 24 meter, saat palebon Panglingsir Puri Ageng Blahbatuh. (sar)
Scroll to Top