Pameran Lukisan, Mengenang Sang Maestro Nyoman Gunarsa, Karya Terakhir yang Tak Sempat Diselesaikan Turut Dipajang

IMG-20240908-WA0079
Istri almarhum Nyoman Gunarsa, Indrawati Gunarsa menunjukkan salah satu koleksi lukisan di Museum I Nyoman Gunarsa.

 

Semarapura-Fajar Bali, Tujuh tahun sudah Sang Maestro Seni Lukis I Nyoman Gunarsa berpulang. Meski demikian, pesona karya-karya perupa yang
kerap dijuluki 'The Golden Touch' itu tak pernah pudar. Bahkan sebagai bentuk penghormatan sekaligus mengenang goresan tangannya, keluarga besar Nyoman Gunarsa bekerja sama dengan Yayasan Indonesia akan menyelenggarakan pameran lukisan bertajuk "Puncak Karya Nyoman Gunarsa" yang akan dibuka pada Senin, (9/9).

Pameran yang dikemas dengan konsep terbuka, menyatu dengan alam ini akan menampilkan karya-karya terbaik I Nyoman Gunarsa. Karya-karya buah inspirasi selama lebih dari lima dekade perjalanannya di dunia seni. Selama ini, lukisan dengan berbagai ukuran dan tema tersebut dipajang di Museum Seni Lukis Klasik Nyoman Gunarsa dan Museum Seni Lukis Kontemporer yang berlokasi di tanah kelahirannya yakni di Dusun Banda, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung.

Selain lukisan, pameran yang akan dibuka pada pukul 16.30 Wita tersebut juga akan menampilkan berbagai artefak kuno Bali yang merupakan koleksi Sang Maestro. Yang mana semasa hidupnya, I Nyoman Gunarsa tak hanya dikenal sebagai perupa, melainkan juga sosok yang gemar 'berburu' artefak-artefak dari berbagai belahan dunia. Seperti wayang bermata emas, keris, lukisan klasik Bali, patung, topeng, hingga gamelan. Ada juga koleksi terbaru berupa sebuah patung Aria Bebed yang merupakan putra dari Mahapatih Gajah Mada.

Istri almarhum I Nyoman Gunarsa, Indrawati Gunarsa menuturkan, dedikasi Sang Maestro pada seni rupa tak perlu diragukan lagi. Bahkan di kala kondisi kesehatannya semakin memburuk di tahun 2017, Nyoman Gunarsa masih tetap melukis. Karya terakhir yang dibuatnya berjudul "Jokowi Mendalang". Karya tersebut terinspirasi dari pameran di Gramedia pada 2017 yang dihadiri oleh Presiden RI, Joko Widodo. Lukisan yang berukuran cukup besar tersebut, dibuat dua minggu sebelum Nyoman Gunarsa meninggal. Bahkan hingga akhir hayatnya, lukisan yang menampilkan Presiden RI dari masa ke masa tersebut belum sempat dituntaskan.

"Ini adalah lukisan ekspresi terakhir beliau, ketika itu, Bapak (Alm. Nyoman Gunarsa) melukis dalam kondisi kesehatan yang  mulai menurun. Sebenarnya lukisan ini belum selesai, tapi beliau sudah berpulang di tahun 2017," kenang Indrawati Gunarsa.

Melihat kecintaan dan dedikasi Nyoman Gunarsa di bidang seni rupa, tak heran bila karya-karnya sudah tersebar hingga ke mancanegara. Kata Indrawati Gunarsa, karya Nyoman Gunarsa banyak diburu oleh kolektor Amerika, Jerman, bahkan di Polandia ada 171 karya Nyoman Gunarsa yang tersimpan apik di Museum Pasifika. "Itu lukisan-lukisan sebelum kami menikah. Ada banyak lukisan beliau yang terjual ke luar negeri. Bayangkan saja, semasa hidup beliau bisa membuat lukisan dalam waktu dua jam saja," ujarnya seraya mengatakan lukisan Nyoman Gunarsa yang terjual dengan harga paling tinggi adalah lukisan berjudul "Kumbakarna". Karya itu terjual dalam acara lelang di New York pada 1991 dengan harga 1 juta dollar.

Kini sepeninggal Sang Maestro, Indrawati Gunarsa mengatakan karya-karya Nyoman Gunarsa tetap dirawat dengan baik di Museum Nyoman Gunarsa. Walaupun museum tersebut tidak didukung dengan galeri. Meski demikian, museum yang berdiri sejak 1994 ini tetap aktif dengan kegiatan seni karawitan dan terus berfungsi sebagai pusat pelestarian budaya. Indrawati menambahkan, museum tidak hanya menyimpan koleksi benda-benda kuno tetapi juga berfungsi sebagai harta karun budaya yang mendidik masyarakat tentang kekayaan budaya dan sejarah. Saat ini Museum Nyoman Gunarsa terus ditata dan diperluas dengan konsep museum terbuka yang menyatu dengan alam.

"Kami berkomitmen untuk melestarikan budaya dan tradisi Bali. Museum mengajarkan nilai-nilai spiritual, kreativitas, etika, dan estetika. Semoga karya-karya Nyoman Gunarsa dapat menginspirasi generasi muda untuk peduli dengan budaya, tradisi, dan lingkungan," harapnya.

Sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, Indrawati Gunarsa juga berkomitmen untuk tidak menjual koleksi lukisan Nyoman Gunarsa. Untuk selanjutnya, lukisan-lukisan tersebut akan tetap disimpan sekaligus dimanfaatkan untuk pendidikan. Indrawati telah menyiapkan tempat khusus, agar anak-anak ataupun pelajar bisa mengenal sekaligus mengenang karya-karya fenomenal Sang Maestro. W-019

Scroll to Top