Denpasar-sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Dua orang pasien Covid-19 varian Omicron dilaporkan meninggal hari pada Sabtu (22/1). Menurut informasi resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kedua korban memiliki komorbid. Juru Bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi melalui siaran persnya mengatakan, kedua kasus tersebut merupakan pelaporan fatalitas pertama di Indonesia akibat varian baru yang memiliki daya tular tinggi. Disebutkan, satu kasus merupakan transmisi lokal, meninggal di RS Sari Asih Ciputat dan satu lagi merupakan Pelaku Perjalanan Luar Negeri, meninggal di RSPI Sulianti Saroso.
Sehubungan dengan ditemukannya pasien meninggal akibat varian Omicron, Praktisi Kesehatan Prof. I Gusti Ngurah Kade Mahardika mengatakan, ada tiga kunci penting mencegah penularan varian Omicron, yakni vaksinasi, memakai masker, dan tidak berkerumun. "Vaksinasi, tidak berkerumun, pakai masker adalah senjata kita sekarang untuk menghindari infeksi Omicron. Jika dilihat, saat ini masyarakat sudah mulai longgar dalam menerapkan protokol kesehatan. Oleh karenanya, kita berharap masyarakat kembali meningkatkan konsistensi melakukan protokol kesehatan, terutama memakai masker dan tidak berkerumun," ujarnya, Minggu (23/1).
Ia menjelaskan, Omicron memang memberikan gejala klinis ringan, tapi bisa memperbanyak infeksi sehingga kemungkinan bisa menyebabkan gelombang ketiga dengan kasus Covid-19 ringan atau sedang. Lonjakan kasus varian Omicron telah terjadi cukup signifikan di negara lain seperti Amerika Serikat dan Inggris. "Sekalipun capaian vaksinasi di Bali sudah tinggi, namun kasus diprediksi akan kembali mengalami peningkatan karena varian Omicron. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk semakin sadar untuk menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Selain itu, pemberian vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat berkontribusi untuk membuat gejalanya menjadi lebih ringan ketika virus menyerang tubuh," sebutnya.
Pihaknya juga menegaskan, meminta agar masyarakat jangan menyepelekan soal pandemi. "Tetap menjalankan aturan protokol kesehatan, terutama penggunaan masker dan aplikasi PeduliLindungi. Untuk di destinasi wisata maupun akomodasi perhotelan wajib menerapkan secara penuh protokol kesehatan melalui sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability) yang berperan besar mendorong kepercayaan wisatawan. Ini yang dilindungi bukan hanya wisatawan, melainkan juga pekerja dan pelaku usaha. Kita harapkan semua aman," terangnya.
Prof Mahardika menegaskan, sudah saatnya kewaspadaan tinggi perlu dilakukan mengingat varian baru Omicron telah menelan korban jiwa. "Sudah seharusnya kita ikuti aturan yang sudah ditentukan oleh pemerintah, seperti membatasi mobilitas. Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk tidak melakukan pesta yang melibatkan banyak orang. Ini untuk mencegah terjadinya kerumunan. Lalu yang terpenting dan selalu kami tegaskan yakni penggunaan aplikasi PeduliLindungi," ucapnya sembari meminta masyarakat memahami semua aturan yang diberlakukan untuk melindungi dan mencegah agar tidak terjadi lonjakan kasus. (dha)