Okupansi Hotel Rendah, Open Border diharapkan Terealisasi

(Last Updated On: )

Denpasar-fajarbali.com | Nasib industri perhotelan hingga saat ini tengah berada pada tahap kemerosotan akibat pengaruh pandemi Covid-19. Pelaku usaha di sektor pariwisata masih menggantungkan harapannya, bahwa tahun ini bisa kembali bangkit dengan sejumlah stimulus yang diberikan pemerintah serta adanya program vaksinasi massal yang diharapkan dapat menekan kasus Covid-19.


Selain wisatawan domestik, kedatangan wisatawan mancanegara juga sangat diharapkan oleh para pelaku wisata saat ini. Untuk itu, dibukanya pintu perbatasan (open border) untuk wisatawan mancanegara merupakan hal yang mendesak.

Wakil Ketua DPP Indonesia Hotel General Manager Assosiation (IHGMA), I Made Ramia Adnyana, mengatakan sektor pariwisata menjadi salah satu sektor yang mengalami pukulan paling dalam akibat Covid-19. Oleh karenanya, pemulihan ekonomi di semua sektor menjadi fokus utama pemerintah dengan mengedepankan prioritas aspek kesehatan.

“Pariwisata menjadi salah satu sektor yang harus segera didorong untuk pemulihan, salah satu dengan cara segera membuka pariwisata internasional. Selain banyak ekonomi daerah yang menggantungkan pada sektor ini, juga paling mudah dan terbuka untuk menyerap tenaga kerja,” ujarnya, Rabu (16/6/2021).

Baca Juga :
Pileg 2024, Kursi DPRD Gianyar Kemungkinan Bertambah, Dapil Blahbatuh – Tampaksiring akan Dipisah
Bupati Mahayastra Siapkan Stimulus Bagi Pedagang Pasar, Pedagang Bakal Direlokasi di Pasar Yadnya, Blahbatuh

Dijelaskan, bahwa saat ini okupansi kamar hotel di Bali masih di bawah 10 persen, bahkan beberapa di antaranya menutup operasional. Pelaku pariwisata mengharapkan okupansi bisa mencapai 20-30 persen di tengah situasi kritis yang melanda pariwisata Bali saat ini agar bisa bertahan. Pihaknya tidak serta-merta berharap okupansi hingga 80 persen ketika pariwisata Bali dibuka untuk wisatawan mancanegara.

“Posisi 20-30 persen sudah sangat membantu, setidaknya untuk operasional dan gaji karyawan. Kami tidak berbicara soal keuntungan dulu yang terpenting saat ini bisa bertahan, bukan minus dan karyawan bisa bekerja kembali. Paling tidak 15-20 hari kerja, mereka sudah sangat terbantu,” ucap Ramia.

Lebih lanjut dikatakan, Bali sudah bergerak melakukan verifikasi tatanan era baru, seperti sertifikasi CHSE, vaksinasi yang telah mencapai 1,7 juta penduduk dan sebagainya. “Ini sebuah proses luar biasa di Bali. Kami juga mengacu pada apa yang disampaikan Bapak Jokowi saat kunjungan dalam kegiatan vaksinasi pariwisata bahwa Bali akan dibuka Juli 2021 dengan syarat angka kasus menurun,” ungkapnya.

Menurut Ramia, Bali sudah melakukan proses yang sangat bagus ditambah kasus positif Covid-19 saat ini telah melandai. Oleh sebab itu sudah pantas pariwisata Bali dibuka untuk wisatawan mancanegara. “Terlebih Bali disebut sebagai provinsi dengan kepatuhan terhadap protokol kesehatan dan vaksinasi tertinggi di Indonesia. Maka dari itu, sudah seharusnya pariwisata internasional harus segera dibuka untuk pemulihan perekonomian,” tegasnya. (dha)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Beri Pelayanan Prima Bagi Pasien, RSUP Sanglah Lakukan Berbagai Inovasi

Sab Jun 19 , 2021
(Last Updated On: )Denpasar-fajarbali.com | Tidak hanya merawat pasien terkonfirmasi Covid-19 dan pasien non-covid, sebagai rumah sakit rujukan terbesari Bali bahkan Nusra (Nusa Tenggara), RSUP Sanglah Denpasar terus melakukan terobosan dan inovasi, baik dalam hal pengobatan maupun perawatan dalam upaya memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat.

Berita Lainnya