NIFF 2025 Hadir Perdana di Pulau Dewata, Ajang Bali Merayakan Seni dan Suguhkan Panggung Budaya Dunia

2025-09-25 at 19.54.58
Press conference NIFF 2025: (Ki-Ka) Festival Director dan Produser Seni Pertunjukan, Sita Tyasutami; Penari dan Pendiri Indonesian Dance Festival, Maria Darmaningsih; Maestro Tari Lintas Tradisi Indonesia, Didik Nini Thowok; dan Direktur Museum Arma, Anak Agung Gede Yudi.

GIANYAR-fajarbali.com | Yayasan Ardhanari Dharma Chitta menggelar Nusantara International Folklore Festival (NIFF) 2025 di Arma Museum & Resort, Ubud, Bali, pada 24–27 September 2025. Mengusung tema "Global Rhythms, Shared Stories", festival yang baru pertama kali digelar di Pulau Dewata ini dirancang sebagai perayaan akbar seni tari dan budaya tradisi dunia, sekaligus menjadi benteng penting untuk melestarikan warisan seni di tengah arus tantangan globalisasi.

Pendiri Indonesian Dance Festival, Maria Darmaningsih mengatakan, NIFF 2025 merupakan penyelenggaraan perdana setelah suksesnya Jakarta International Folklore Festival (JIFF) pada 2019. Ia menyebutkan bahwa seni tradisi, atau folklore, adalah cerminan filosofi, norma, adat, dan cara hidup masyarakat yang diwariskan secara turun-temurun. Di tengah laju modernisasi, seni tradisi menghadapi tantangan serius, terutama penurunan minat di kalangan generasi muda serta tekanan homogenisasi budaya global. “Melalui NIFF 2025, kami berkomitmen untuk mempromosikan, menghidupkan, dan merayakan kekayaan seni tradisi baik dari Indonesia maupun mancanegara,” ujarnya saat press conference NIFF 2025 di Museum Arma, Kamis (25/9/2025).

Maria Darmaningsih menambahkan, cikal bakal NIFF bermula dari kesuksesan Jakarta International Folklore Festival (JIFF) 2019 yang diselenggarakan di Taman Lapangan Banteng, Jakarta. Acara tersebut kala itu menampilkan 28 grup seni pertunjukan dari delapan negara dan didukung penuh oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta. “Berangkat dari semangat dan keberhasilan JIFF, kami kini meneruskan inisiatif ini secara independen melalui NIFF. Walaupun perdana, NIFF 2025 diharapkan dapat menjadi festival tahunan yang berkelanjutan,” ungkapnya.

Festival Director dan Produser Seni Pertunjukan, Sita Tyasutami dalam kesempatan yang sama menuturkan, NIFF 2025 tidak sekadar menyajikan pertunjukan. Festival ini dirancang sebagai platform komunitas internasional untuk mempresentasikan warisan budaya mereka di Indonesia, sekaligus memperkenalkan kekayaan seni tradisional Indonesia kepada partisipan dan warga asing. Lebih dari itu, NIFF bertujuan menjadi kontribusi nyata dalam upaya perlindungan budaya tradisional, mendorong saling pengertian antarbangsa, dan memperkuat perdamaian dunia melalui pertukaran seni.

BACA JUGA:  Lebih dari Sekadar Menginap, Solia Legian Bali Hotel Tawarkan Aktivitas Budaya hingga Kebugaran untuk Liburan Berkesan

“Dukungan terhadap festival ini datang dari sejumlah tokoh terkemuka di dunia seni dan budaya. Maestro tari lintas tradisi Indonesia, Didik Nini Thowok, akademisi tari tradisional Bali Dr. Ni Nyoman Sudewi, serta seniman dan penulis Prof. Dr. I Wayan Dibia menduduki posisi penting dalam jajaran pengarah festival. Kehadiran mereka menegaskan bobot dan kualitas acara ini,” sebutnya.

Lebih lanjut Sita Tyasutami mengatakan, rangkaian acara festival akan dimulai pada 24 September dengan kedatangan peserta dan jamuan makan malam (Welcome Dinner). Puncak kegiatan berfokus pada 25 dan 26 September. Pada Hari Pertama Festival (25 September), peserta akan menikmati Ubud Walking Tour sebelum mengikuti Opening Show dan Opening Ceremony. Hari Kedua (26 September) akan diisi dengan Workshop bersama para maestro, termasuk Didik Nini Thowok, Ni Nyoman Sudewi, Prof. I Wayan Dibia, dan Billy Chang dari Taiwan, sebelum ditutup dengan Closing Ceremony. Seluruh rangkaian ditutup dengan kepulangan peserta pada 27 September.

“Festival tahun ini menargetkan 1.000 penonton langsung, melibatkan 100 partisipan internasional, 200 partisipan nasional, 20 pelaku UKM, dan 30 relawan budaya. Audiens yang disasar pun beragam, meliputi produser seni pertunjukan, seniman, peneliti, akademisi, wisatawan mancanegara, ekspatriat, hingga masyarakat umum yang tertarik pada seni dan budaya tradisional,” bebernya.

"NIFF bukan sekadar panggung pertunjukan. Ini adalah ruang perjumpaan, di mana tradisi dan inovasi bertemu, serta di mana kisah-kisah budaya dari berbagai bangsa bisa dibagikan, dipahami, dan dirayakan bersama,” imbuh Sita Tyasutami.

Sementara itu, Maestro Tari Lintas Tradisi Indonesia, Didik Nini Thowok, memberikan dukungan dan apresiasi yang kuat terhadap penyelenggaraan NIFF 2025. Sebagai salah satu tokoh seni yang berpengaruh baik di kancah nasional maupun internasional, kehadiran Didik Nini Thowok dalam ajang NIFF 2025 menjadi penanda penting bagi kualitas dan visi festival tersebut.

BACA JUGA:  Profesionalisi Pramuwisata: Upaya Nyata Dukung Pariwisata Berkelanjutan di Tenganan Dauh Tukad, Karangasem 

Didik Nini Thowok menilai NIFF 2025 bukan sekadar ajang pertunjukan seni, melainkan sebuah platform vital untuk mempromosikan persatuan dan persahabatan melalui ekspresi seni dan budaya. Melalui keterlibatannya, ia menekankan bahwa festival ini bertujuan menciptakan ruang yang inklusif bagi para seniman dari berbagai penjuru dunia untuk berkumpul dan menampilkan warisan budaya unik mereka. "Festival ini bukan hanya tentang pertunjukan, tapi juga tentang bagaimana seni menyatukan perbedaan dan menciptakan ruang yang inklusif untuk berekspresi,” ujarnya.

Sebagai salah satu tokoh yang peduli terhadap pelestarian seni dan budaya di Bali, khususnya Ubud, Direktur Museum Arma, Anak Agung Gede Yudi melihat NIFF 2025 sebagai sarana efektif untuk menghidupkan kembali semangat seni dan budaya setelah masa-masa sulit. “Dengan melibatkan peserta dari berbagai negara, festival ini tidak hanya membawa keragaman budaya dunia ke Bali, tetapi juga memperkuat citra Ubud sebagai pusat seni dan kebudayaan internasional. Selain itu, festival ini diharapkan mampu menjadi platform edukasi bagi masyarakat, terutama generasi muda, untuk mengenal dan menghargai warisan budaya Indonesia dan global,” tutupnya.

Dengan perpaduan pertunjukan tari dan musik, Pameran, serta Workshop seni tradisi dunia, NIFF 2025 diharapkan mampu memperkuat nilai warisan budaya, memperluas promosi seni tradisi Indonesia, sekaligus menjadi wadah kerja sama internasional yang konkret di bidang seni dan budaya. Festival ini adalah langkah strategis dalam upaya pelestarian budaya takbenda global. (M-001)

Scroll to Top