Gianyar- fajarbali.com | Meski memiliki jumlah nelayan yang cukup banyak, nelayan Pantai Lebih ternyata tidak memiliki tempat tambatan perahu.
Sebanyak 198 nelayan ini memilih menitipkan perahunya di pantai sebelah barat, atau timur seperti di Pantai Saba atau Pantai Siyut. Kondisi ini terjadi mulai saat garis pantai tersebut dipasangi tanggul pantai.
Ketua Kelompok Nelayan Pantai Lebih, I Made Ana, Minggu (25/7/2021) kemarin menjelaskan dengan tanggul pantai, kondisi garis pantai di wilayahnya aman dari gempuran gelombang sehingga tidak terjadi abrasi.
Baca Juga :
Stay At Home, Manfaatkan Pemasangan Bipori
Pentingnya Peran Penyuluh Kesehatan di Masa Pandemi Covid-19
“Hanya saja, waktu itu bekum terpikir tempat tambatan perahu,” jelas Made Ana. Sehingga setelah pekerjaan tanggul pantai selesai, nelayan tidak bisa menambatkan perahu.
“Ada yang mencoba menambatkan perahu, justru perahunya rusak, karena berbenturan denga batu,” tuturnya.
Dikatakannya, keluhan seluruh nelayan sudah disampaikan ke pihak Balai Sungai Bali Penida, namun saat ini belum ada tindak lanjut.
Disisi lain, bila membuat tambatan perahu semacam gworint T, biayanya sangat besar. Hal ini karena dalamnya perairan pantai Lebih. Dikatakannya, sebagai nelayan Lebih, bersama kelompoknya menitip perahu di kelompok lain.
Sedangkan nelayan yang aktif saat ini sekitar 135 nelayan. Dikatakanya dalam sebulannya mereka melaut sekitar 20 kali. “Hasil tangkapan lumayan untuk dapur, bahkan beberapa hasil tangkapan di ekspor seperti Ikan Tenggiri dan Kerapu. Sedangkan ikan-ikan lain di jual di pasar tradisional dan diambil pengepul untuk kuliner ikan laut”.
” Ya, harapannya kami memiliki tempat tambatan perahu. Mobilisasi perahu saat akan melaut dan usai melaut sangat berat. Semoga usai pandemi ada tindak lanjut,” harapnya. (sar)