Museum Lontar Dukuh Penaban, Sudah Digitalisasi 108 Cakep Lontar

Loading

AMLAPURA - sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Keberadaan museum lontar di Desa Adat Dukuh Penaban, Kecamatan Karangasem telah mampu menyelamatkan lontar-lontar kuno yang telah lama tersimpan di masyarakat kemudian dilakukan digitalisasi agar bisa dibaca oleh kalangan generasi muda saat ini. Bahkan sejak tahun 2019 lalu, museum lontar Dukuh Penaban ini telah mampu melakukan digitalisasi 108 cakep lontar dari 313 cakep koleksi museum.

 

Bandesa Adat Dukuh Penaban, I Nengah Suarya, Selasa (25/8/2020), mengatakan, untuk proses digitalisasi lontar memang memerlukan waktu yang cukup lama. Karena, katanya, diawali dari proses konservasi kemudian dilakukan konservasi, baru registrasi, dan  pengambiln gambar, yang terkhir barulah diteruskan dengan pembuatan deskripsi. “Prosesnya memang memerlukan waktu yang cukup lama,” ujar Suarya.

 

Suarya mengatakan, proses digitalisasi telah dilakukan sejak tahun 2019 lalu yang jumlahnya mencapai 108 cakep lontar dari 313 cakep lontar koleksi museum. Sisanya, sebut Suarya, masih dalam proses digitali. Adapun lontar yang sudah berhasil digitalisasi meliputi lontar usada, kawisesan, tutur, dan lontar jenis lainnya. Suarya juga menambahkan, rencananya setelah proses digitalisasi selesai dilakukan, nantinya lontar-lontar tersebut akan di masukan ke dalam website. “Tujuan agar lontar yang isi deskripsinya bisa di akses lewat internet, namun itu masih butuh proses dan menunggu proses digitalisasi selesai,” ujarnya.

 

Suarya juga mempersilahkan bagi masyarakat yang memiliki koleksi lontar jika ingin koleksinya digitalisasi di museum lontar. Keberadaan digitaliasai lontar di museum lontar Dukuh Penaban sendiri, kata Suarya, bertujuan untuk menyelematkan lontar-lontar transkip dan naskah lontar yang sudah berusia agar bisa dibaca oleh kalangan masyarakat, khususnya generasi muda. “Jangan sampai lontar yang merupakan karya warisan pendahulu kita hilang begitu saja,” ujarnya lagi.

 

Sedangkan kata Suarya, proses digitaliasi lontar mempergunakan camera dan LED yang menyatu kemudian setelah di photo, dibawah lontar itu diisi diskripsi serta terjemahan ke Bahasa Indonesia. Suarya juga menyebut, pengurus museum lontar telah mampu melakukan transkip lontar yang dialihkan ke bahasa latin skitar 8.800 transkip, transkip yang  teregistrasi sekitar 4 ribu. “Ada beberapa orang tim kurator yang akan terjemahkan naskah lontar dari Bahasa Bali ke Bahasa Indonesia,” ujarnya lagi. (bud).

 
Scroll to Top