Selain cara di atas, secara khusus, metode cuci hidung atau irigasi nasal bisa menjadi salah satu upaya untuk mencegah kotoran, bakteri, bahkan virus masuk ke tubuh. Meskipun metode ini masih belum populer, namun cuci hidung mampu meningkatkan kelembaban hidung serta meningkatkan fungsi pertahanan epitel hidung.
Dokter Spesialis THT-KL RSUP Sanglah Denpasar, dr. Sari Wulan Dwi Sutanegara, Sp.THT-KL(K) mengatakan, sistem pernafasan pada tubuh manusia khususnya hidung sangat rentan diserang berbagai kuman, kotoran, bakteri bahkan virus. Oleh karena itu perlu adanya penanganan untuk membersihkan saluran pernafasan sehingga dapat berfungsi dengan baik. Salah satu caranya dapat dilakukan dengan metode cuci hidung.
"Meski metode cuci hidung atau irigasi masal belum cukup populer dilakukan di masyarakat, namun tindakan ini aman untuk semua usia dan dapat dilakukan sendiri di rumah. Irigasi nasal atau cuci hidung menjadi salah satu cara untuk mencegah virus atau bakteri masuk ke dalam tubuh," ujarnya di Denpasar.
Dokter Sari menuturkan, sistem pernafasan atas, utamanya hidung harus berfungsi dengan baik. Mekanisme pertahanan aktif pada saluran nafas atas dilakukan oleh sistem pembersihan mukosiliar. Semua bakteri, kuman, virus yang ikut masuk terhirup bersama dengan udara pernafasan akan terjebak dan menempel pada cairan kental atau mucus. Selanjutnya akan dibuang oleh silia ke arah nasofaring.
"Jika sistem pernafasan atas tidak dirawat dengan baik, maka kemampuan mucus dan silia akan menurun, yang akan memudahkan virus menembus barrier epitel dan selanjutnya menginfeksi tubuh kita dan melakukan replikasi. Secara khusus, usaha meningkatkan fungsi pertahanan epitel saluran nafas atas dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan hidung dengan jalan cuci hidung," terangnya.
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, diketahui bahwa penyebaran virus Corona ini utamanya adalah melalui saluran pernafasan atau respirasi. Diperkirakan, virus ini akan menetap selama 3-4 hari di saluran nafas atas, sebelum turun ke saluran nafas bawah. Karena itu, menjaga saluran nafas atas adalah langkah penting pertama yang harus dilakukan.
"Cuci hidung sendiri memiliki beberapa manfaat seperti membersihkan hidung dari kotoran, bakteri, dan virus, membersihkan penyebab alergi seperti alergi debu rumah atau bulu binatang, mencegah timbulnya penyakit pada saluran nafas, mengurangi keluhan peradangan hidung dan sinus, mencegah rusaknya barrier epitel yang memudahkan birus bisa masuk ke tubuh, serta meningkatkan kelembaban hidung dan meningkatkan fungsi pertahanan epitel hidung. Jadi, selama masa pandemi Covid-19 belum mereda, kita sarankan agar cuci hidung dilakukan sesering mungkin. Terutama setelah habis bepergian dan pulang ke rumah," jelasnya.
Lebih lanjut, dr Sari menjelaskan, untuk melakukan cuci hidung, bahan dan alat yang diperlukan diantaranya larutan NaCl 0,9 persen atau sodium chloride yang dapat dibeli di toko obat/apotek. Kemudian spuit 20cc atau 100cc yang steril dan jarumnya dilepas, gunting atau transofix untuk menusuk ujung botol larutan NaCl, gelas atau mangkok yang bersih, dan tisu.
Langkah pertama yang dilakukan adalah membuka NaCl 0,9 persen dengan gunting atau tusukkan transofix di ujung botol. Tuangkan cairan NaCl ke dalam gelas atau mangkok yang bersih, kemudian buka spuit 20cc dan lepaskan jarumnya. Langkah selanjutnya, ambil cairan NaCl dengan menggunakan spuit. Untuk membersihkan hidung sebelah kanan, pegang spuit dengan tangan kanan, lalu miringkan kepala ke kiri sebesar 45 derajat. Kemudian dorong atau tembakkan cairan NaCl yang ada dalam spuit ke hidung sebelah kanan secara perlahan. Sebelum melakukan cuci hidung, pastikan tangan dalam keadaan bersih.
"Jangan lupa buka mulut dan bernafas lewat mulut saat memasukkan cairan NaCl ke hidung. Larutan akan keluar dari hidung yang sebelahnya karena rongga hidung bersatu di bagian belakang (bagian nasofaring). Jika hidung dalam kondisi peradangan atau tersumbat, maka cairan bisa saja keluar melalui hidung yang sama dari tempat kita memasukkan cairan NaCl. Jika cairan tidak sengaja tertelan, cairan tersebut tidak berbahaya, hanya terasa asin saja. Saat cairan keluar dari hidung sebelahnya, bersihkan dengan tisu. Lakukan juga pada hidung sebelah kiri,” jelas dr Sari.
Teknik cuci hidung tidak hanya dilakukan saat sakit, namun dapat dilakukan sehari-hari. Pada saat tubuh sehat, bisa dilakukan sebanyak 2 kali sehari. Dengan situasi Covid-19 yang belum mereda ini, sebaiknya frekuensi melakukan cuci hidung ini ditambah. Dilakukan setiap kali baru pulang ke rumah atau sehabis bepergian. "Dengan rutin cuci hidung, setidaknya bisa mengeliminasi bakteri atau virus dari saluran nafas atas dan menjaga pertahanan hidung kita,” pungkasnya. (dar).