Menteri Wihaji Ucapkan Selamat Hari Keluarga: Dari Keluarga untuk Indonesia Maju!

IMG-20250629-WA0000
Selamat Hari Keluarga untuk seluruh keluarga Indonesia. (hms/ist).

Loading

DENPASAR-fajarbali.com | Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Dr. Wihaji, S.Ag, M.Pd., mengucapkan Selamat Hari Keluarga untuk seluruh keluarga Indonesia.

"Selamat Hari Keluarga Nasional. Mari sejenak memeluk keluarga kita dengan erat, tempat kembali untuk pulang setelah berjuang, dan resapi bahwa untuk keluargalah perjuangan itu," kata Menteri Wihaji, dalam keterangannya, Minggu 29 Juni 2025.

Menurut Wihaji, kekuatan keluarga akan mengubah Indonesia. Keluarga juga menjadi kekuatan utama dalam bernegara.

Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengambil langkah tepat dan serius, mentransformasi BKKBN menjadi Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN sebagai langkah awal yang merepresentasikan bahwa ketahanan keluarga sangat penting untuk kemajuan bangsa.

“Keluarga itu penting, keluarga itu fondasi, keluarga itu kekuatan,” ujar Wihaji.

Ia berpandangan, ketahanan keluarga sangat penting untuk masa depan Indonesia. Menciptakan generasi emas di dalam keluarga yang berketahanan didukung dengan 5 Quick Wins Kemendukbangga/BKKBN.

5 Quick Wins, diantaranya; GENTING (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting), TAMASYA (Taman Asuh Sayang Anak), GATI (Gerakan Ayah Teladan Indonesia), SIDAYA (Lansia Berdaya), dan Super Apps Keluarga Indonesia.

Untuk Keluarga Kita Berjuang, Seberat dan Sejauh Apapun Berjuang, Keluargalah Tempat Kembali Pulang

Pada 22 Juni 1949 Belanda menyerahkan kedaulatan Bangsa Indonesia secara utuh. Seminggu kemudian, tepatnya pada 29 Juni 1949, para pejuang kembali kepada keluarganya.

Inilah yang juga melandasi lahirnya Hari Keluarga Nasional, sebagai pemberian penghargaan kepada rakyat Indonesia yang telah berjuang merebut dan mempertahankan RI dengan meninggalkan keluarganya.

“Artinya, ini hari penting. Ini peristiwa penting di mana para pejuang yang telah mendedikasikan dirinya untuk kemerdekaan juga semuanya kembali ke keluarga. Inilah sejarahnya,” imbuh
Menteri Wihaji.

Begitulah saat ini kita berjuang lalu kembali kepada keluarga. Keluarga adalah sumber yang selalu menghidupkan, tempat bertumbuh dan berkembang bersama, serta mengarahkan kekuatan sebagai perisai dalam menghadapi persoalan yang terjadi.

BACA JUGA:  Puluhan Wartawan Ikuti OKK PWI Bali

Dari Keluarga untuk Indonesia Maju

Menuju Indonesia Emas 2045 bukan hal yang tak mungkin diraih. Selayaknya filosofi menambang emas, yang harus diimbangi dengan cara-cara terbarukan agar lebih cepat dan tepat sasaran, tambah Menteri Wihaji. Menurutnya, memang tidak mudah menambang emas, begitu pula menciptakan generasi emas.

“Mari, kita ciptakan tambang kemanusiaan tidak hanya melalui cara tradisional. Kalau melalui cara tradisional prosesnya panjang. Tapi coba kita percepat. Generasi emas perlu menggunakan cara-cara baru, cara teknologi. Mengubah perilaku kita coba pakai pendekatan teknologi, juga pencegahannya,” ujarnya optimis.

Melalui siklus kehidupan, Kemendukbangga/BKKBN ikut andil dalam mengelola bonus demografi yang kini Indonesia alami dengan berbasis keluarga. Kemendukbangga/BKKBN membersamai keluarga agar mandiri, tentram dan bahagia.

Menurut data Kemendukbangga/BKKBN tahun 2024, estimasi jumlah keluarga Indonesia sebanyak 87.845.879. Keluarga yang sehat juga investasi bagi bonus demografi. Stunting menjadi urusan penting untuk dientaskan di dalam keluarga Indonesia untuk mengoptimalkan bonus demografi.

“Hari ini yang kita cegah melalui GENTING (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting) adalah sebabnya stunting apa, hulunya di mana, itulah yang akan kita urai. Apakah air bersih, sanitasi, asupan gizi, atau apakah pernikahan dini. Tidak keluar dari situ. Hari ini kita fokus pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Itulah objek penting supaya nanti prevalensi stunting ke depan tambah baik,” tegas Menteri Wihaji.

Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024 menunjukkan prevalensi stunting secara nasional sebesar 19,8%. Sementara tahun 2023 sebesar 21,5%. Target Presiden RI melalui RPJMN untuk 2025 ini adalah 18%. Kemudian untuk 2029 adalah 14%.

Semoga penurunan prevalensi stunting bukan hanya sekedar angka. Tetapi ini tentang bagaimana anak-anak Indonesia bertumbuh dan berkembang dengan baik menjadi Generasi Emas Indonesia 2045.

BACA JUGA:  Meningkat 103 Persen, 8,7 juta Kendaraan Melintas di Jalan Tol Bali Mandara Sepanjang Tahun 2022

Mari, berjuang bersama ciptakan keluarga Indonesia yang mandiri, tentram dan bahagia. “Dari Keluarga untuk Indonesia Maju”. Selamat Hari Keluarga Nasional ke-32 bagi seluruh Keluarga Indonesia dari Sabang hingga Merauke, dari Talaud hingga Rote. (rel/hms/gde)

 

Scroll to Top