Menteri Luar Negeri RI, Retno L. P. Marsudi. (Tha)
MANGUPURA-fajarbali.com | Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi terus menggaungkan seruan kolaborasi global bagi seluruh negara peserta dalam gelaran Indonesia Africa Forum (IAF) ke-2 di Bali.
Dalam helatan IAF ini, Menlu Retno Marsudi menyebutkan bahwa “Bandung Spirit” atau Semangat Bandung menjadi sebuah legacy penting dari Konferensi Asia-Afrika (KAA) 1955 silam. KAA adalah tonggak sejarah sekaligus fondasi penting untuk terciptanya hubungan baik Indonesia-Afrika.
Dalam forum IAF ini, disebutkan Menlu Retno Marsudi jika Indonesia terus berkomitmen untuk mempererat hubungan persahabatan dan kerja sama praktis dengan Afrika. “Bandung Spirit, menjadi fondasi untuk solidaritas dan aliansi Indonesia-Afrika demi membangun kerja sama berkelanjutan yang bermanfaat bagi kedua belah pihak,” ungkapnya di Bali Nusa Dua Convention Center, Badung, Senin (2/9/2024).
“Meskipun kita terpisah secara geografis, kesamaan nilai-nilai solidaritas dan kesetaraan yang berakar dari Semangat Bandung Konferensi Asia-Afrika tahun 1955 terus menyatukan kita,” ujar Menlu di hadapan awak media.
Selain itu, Retno juga menyinggung soal situasi global yang sedang tidak menentu, di mana perekonomian, ketegangan geopolitik, hingga perubahan iklim mampu memengaruhi kehidupan global.
Untuk menyikapi hal tersebut, Menlu menekankan pentingnya kolaborasi parlemen. Kolaborasi ini memungkinkan adanya kemungkinan parlemen untuk berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam menemukan solusi bersama.
Di kesempatan yang sama, Menlu juga menyampaikan tiga hal penting terkait parlemen, diantaranya:
Parlemen berperan dalam menjaga perdamaian dan stabilitas. “Perdamaian dan stabilitas adalah syarat utama berjalannya pembangunan. Parlemen memainkan peran dalam mobilisasi tekanan publik internasional untuk mendukung adanya two-state solution,” ucap Menlu Retno.
Parlemen berperan untuk memperluas kerja sama di berbagai bidang. Dalam laporannya, Menlu turut menyerukan peranan parlemen untuk memperluas cakupan kerja sama di berbagai bidang, utamanya yang memiliki potensi besar, seperti kesehatan, ketahanan pangan, perdagangan, investasi, energi, dan pertambangan.
Parlemen berperan untuk mewujudkan solidaritas Global South. “Semangat Global South berpotensi mampu mendorong agenda pembangunan dan kebijakan global yang mencerminkan kebutuhan dan aspirasi negara-negara berkembang seperti Indonesia dan Afrika,” terangnya.
Menlu Retno dalam laporannya juga mengajak seluruh peserta untuk memanfaatkan kemitraan parlementer, guna mencapai tujuan bersama, yaitu perdamaian, keamanan, dan kesejahteraan. (M-001)