dr. Ni Luh Gede Sukardiasih, M. For., MARS., dalam sesi wawancara di sela Kuliah Umum tentang Kependudukan, di Kampus ITEKES Bali, Denpasar.
DENPASAR-sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar Kuliah Umum tentang Kependudukan bertempat di Convention Hall, Institut Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali, Jumat (25/10/2024).
Kegiatan yang diikuti ratusan mahasiswa ITEKES dan jajaran dosen itu, dibuka oleh Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN RI Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto, S.Si., M.Eng., secara daring.
Bonivasius menyambut baik kegiatan yang dimotori Perwakilan BKKBN Provinsi Bali ini, sebab menurutnya sinergi dengan perguruan tinggi sangatlah penting untuk mengatasi problem kependudukan yang cukup kompleks.
Misalnya kasus stunting yang tengah menjadi fokus pemerintah dalam agenda menuju Indonesia Emas. Dalam hal ini, kata dia, mahasiswa bisa melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik dengan mengambil materi stunting.
Sebagai implementasinya, mahasiswa terjun langsung membantu di Posyandu, pemenuhan gizi dengan cara memasak di keluarga sasaran, mendampingi ibu hamil, baduta, balita, calon pengantin hingga lansia.
“Apalagi ini yang diajak sekarang perguruan tinggi kesehatan. Kami ada program Dahsat (dapur sehat atasi stunting). Mahasiswa bisa memasak bareng di keluarga sasaran dengan edukasi menu sehat dan seimbang,” kata Bonivasius.
Secara umum, ia melaporkan bahwa kondisi kependudukan di Indonesia sangat positif di banding 15-20 tahun lalu. Salah satu indikatornya dengan terkendalinya jumlah kelahiran, serta menurunya angka kematian ibu dan bayi.
Rektor ITEKES Bali I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., Ph.D., merasa bersyukur karena perguruan tinggi yang dipimpinnya diberi kesempatan menjadi lokus kuliah umum.
Salah satu menfaat yang bisa dirasakan mahasiswanya yakni soal perencanaan keluarga sejak dini. Ia pun siap berkolaborasi dengan BKKBN untuk bersama-sama menyukseskan program pemerintah.
“Hubungan kami dengan BKKBN sangat bagus. Banyak yang bisa kita kolaborasikan dalam kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kami harap kerja sama ini terus berlanjut,” jelas dia.
Pada kesempatan yang sama Plt Kepala Perwakilan BKKBN Bali, dr. Ni Luh Gede Sukardiasih, M.For., MARS., menambahkan, mahasiswa yang notabene kalangan remaja, perlu mengetahui tentang persoalan kependudukan, misalnya tentang pasangan usia subur, distribusi penduduk, serta permasalahan kependudukan lainnya.
“Jadi peran perguruan tinggi untuk kependudukan sangat penting dan strategis. BKKBN punya data keluarga by name by address, dan saat ini BKKBN sudah menjadi Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN. Tentunya masalah kependudukan ini harus masuk juga ke perguruan tinggi,” jelasnya.
Apalagi, lanjut dia, kampus yang digandeng di bidang kesehatan, sehingga lebih mudah untuk melakukan intervensi. Pihaknya juga berharap, perguruan tinggi yang melakukan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) bisa mengambil tematik percepatan penurunan stunting.
“Di mana pun nantinya akan melakukan PkM, kami akan ikut menjajaki dan memberikan data terkait karakteristik di tempat mereka melakukan pengabdian,” kata dia.