DENPASAR-fajarbali.com | Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini bagaikan pisau bermata dua. Di satu sisi, perkembangan iptek tersbut mampu membantu kehidupan manusia, namun disisi lain justru malah menjadi sebuah petaka.
Tidak sedikit maraknya tindak kenakalan siswa dimulai dari mudahnya akases teknologi yang mengantarkan siswa untuk melakukan tindakan kekerasan, bullyng, pelecehan dan sebagainya.
Jika hal ini dibiarkan maka apa yang akan menjadi tujuan Indonesia Emas di tahun 2045 tidak akan tercapai secara optimal.
Sebagai salah satu institusi yang membidangi bidang pendidikan, Fakultas Pendidikan Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar, melaksanakan seminar terkait dengan pengelolaan pembelajaran dengan tema “ Pendekatan Deep Learning Membantu Siswa Berkarakter “ARJUNA”.
Ketua pelaksana kegiatan yang sekaligus sebagai pembicara pada kegiatan tersebut Prof. Dr. Dra. I Gusti Ayu Suasthi, M.Si., menyampaikan saat ini pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru-guru harus sesuai dengan konteks kekinian, bukan berarti pembelajaran yang sifatnya klasikal tidak bagus, namun harus diimbangi dengan pembelajaran yang siifatnya mencakup kemajuan teknologi.
Menurut Prof. Suasthi, deep learning sendiri merupakan sebuah pemebelajaran mendalam, dimana pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pengembangan keterampilan berfikir tingkat tinggi (HOTS) dan dalam penerapannya harus dengan prinsip pembelajaran yang berkesadaran (mindful), bermakna (meaningful), dan mengembirakan (joyful).
Artinya di tengah kemajuan teknologi ini bagaimana peserta didik itu memiliki banyak informasi tentang pelajaran, dari banyak informasi itu peserta didik mampu menyaring dan hasil saringan itulah yang menjadi pengetahuan yang utuh bagi peserta didik.
"Dari hasil pembelajaran deep learning inilah kita kemudian mengharpakan peserta didik yang memiliki karakter ARJUNA yakni, Adaptif, Responsif, Jujur, Unggul, Nalar Kritis, Analis, dengan karakter seperti ini peserta didik diharapkan mampu memilah dan juga memilih mana informasi yang patut dan tidak patut untuk dilaksanakan," ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Dr. WA. Sindu Gitananda selaku Wakil Dekan Fakultas Pendidikan Unhi, menyampaikan bahwa Fakultas Pendidikan Unhi sebagai salah satu institusi pendidikan, memiliki tanggung jawab moral untuk terus mengawal pendidikan.
Sehingga ke depan apa yang menjadi cita-cita bangsa Indonesia untuk memiliki generasi yang cerdas secara akademis dan juga matang secara emosional dan spiritual akan bisa tercapai.
"Selanjutnya acara seminar semacam ini akan terus dilaksanakan secara berkesinambungan. Pelaksanaan juga tidak hanya dilakukan di kampus saja tetapi juga akan menyasar kebeberapa wilayah yang dipandang penting untuk dilaksanakan kegiatan serupa," kata Sindhu.
Sindhu berpendapat, hal itu wujud komitmen bahwa antara Institusi dan juga stake holder pendidikan tidak berjarak, namun menjadi kesatuan yang tak terpisahkan dalam membangun kecerdasan generasi bangsa.
Acara yang dilaksanakan di SMP N 1 Kerambitan Tabanan tersebut dihadiri sekitar 40 peserta guru pendidikan agama Hindu dari Kabupaten Tabanan dan wilayah sekitarnya.
Agusbiantara, S.Pd.H., salah satu peserta kegiatan memberikan apresiasi positif dalam kegiatan ini dan berharap kegiatan semacam ini akan terus dilaksanakan, hal ini sebagai salah satu bentuk peningkatan mutu guru dalam mengembangkan proses pembelajaran.