MANGUPURA - sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Masyarakat kini mulai sadar bahwa sampah bisa dijadikan bahan-bahan yang bermanfaat. Masyarakat Desa Sibangkaja, Abiansemal, Badung misalkan. Mereka dalam mengatasi sampah yang dihasilkan rumah tangga memanfaatkan drum plastik atau disebut dengan tong edan untuk diolah menjadi pupuk.
Ketua LPM Desa Sibangkaja, Komang Suryawan mengatakan, pihaknya memanfaatkan drum plastik sebagai sarana pengolahan sampah organik menjadi pupuk padat dan cair dari rumah tangga. “Kami serahkan tong edan sebagai sarana pengolahan sampah organik menjadi pupuk padat dan cair kepada bendesa adat,” ujarnya.
Dalam satu minggu, jelasnya di saringan bawah akan ada pupuk cair yang dapat dijadikan pupuk untuk tanaman di rumah. Selanjutnya satu bulan kemudian kompos atau pupuk padat bisa dikeluarkan melalui pintu samping. "Proses penggunaan tong edan untuk memebuat pupuk adalah dengan memasukan sisa atau limbah makanan kemudian disemprotkan dengan cairan liang setiap hari," kata Komang Suryawan saat dikonfirmasi, Senin (16/12/2019).
Menurut Suryawan, pembuatan tong edan di Desa Sibangkaja sebagai wujud untuk menuntaskan sampah organik dari rumah tangga. Pengolahan sampah dengan sistem fermentasi ini akan ditempatkan di masing-masing pura sebagai sarana untuk mengolah sampah sisa sarana upacara.
“Sisa sampah ini akan dijadikan kompos yang akan dipakai untuk menyuburkan kebun di sekitar pura. Sistem ini sudah dipakai di beberapa kabupaten di Bali terutama di Kabupaten Badung yang saat ini sedang berupaya menuntaskan sampah dari rumah tangga,” ungkapnya.
Dijelaskan, pengolahan sampah organik dengan memanfaatkan tong edan diklaim sangat simpel dan mudah. “Cukup dengan setiap memasukkan sampah organik dan disemprot dengan cairan organik lalu ditutup dalam tiga Minggu akan menghasilkan pupuk padat dan cair,” katanya seraya menambahkan dengan sistem tersebut diharapkan masalah sampah dapat teratasi dari sumbernya.(put).
