https://www.traditionrolex.com/27 Makan Nasi Cacah, Warga Miskin Tolak Bantuan Bedah Rumah - FAJAR BALI
 

Makan Nasi Cacah, Warga Miskin Tolak Bantuan Bedah Rumah

(Last Updated On: 11/08/2021)

SINGARAJA-fajarbali.com | Rela tinggal disebuah gubug reod dengan dingding rumah terbuat dari dahan pohon enau atap daun ilalang serta lantai tanah, keluaga Gede Wangi (62) yang kini menempati tanah milik hutan Kabupaten Bangli namun yang bersangkutan merupakan warga masyarakat Banjar Dinas Selegading, Desa Sambirenteng, Kecamatan Tejakula.


Wangi yang tinggal bersama dengan istri Made Rakta (61) dan dua anaknya yakni Nyoman Merta Yasa dan Ketut Yasa itu harus rela tinggal disebuah gubug reod serta tidak adanya penerangan diatas bukit hutan milik Kabupaten Bangli.

Menurut Wangi dirinya tinggal ditengah hutan itu semenjak anak pertamanya lahir yang kini sudah berumur 35 tahun. Dirinya mengakui terpaksa memasuki hutan untuk menetap tinggal di kawasan itu dengan serba kekurangan seperti air minum, penerangan lestrik dan jauh dari jangkauwan masyarakat. ditengah hutan itu, Wangi memelihara tanah hutan yang sengaja dibuka untuk dijadikan pertanian seperti menanam ketela pohon, undis dan sayur mayor itupun dilakukan dikala memasuki musim penghujan.

Dikala musim kemarau seperti sekarang dirinya memilikih diam karena tidak banyak yang bisa diperbuatnya selain mencari pakan ternak untuk sapi peliharaannya.

”Kalau kesehariannya saya bertani menanam ketela pohon, sayur dan yang lainnya kalau hal itu musim hujan. Kalau seperti sekarang saya paling meyabit mencari makan ternak karena saat ini kering,”tuturnya. 

Baca juga :
Buleleng Serap 30 Ton Lebih Beras Asli Buleleng untuk Bansos PPKM
Ratusan Ternak Bebek Digasak Maling di Desa Saba

Wangi menuturkan kalau hasil pertaniannya itu mereka buat stok makan dirinya bersama keluarga. Seperti ketela pohon dirinya sengaja mencacah kemudian menjemur bila kering nantinya si stok untuk makan disaat musim kemarau.

”Saya disini makan nasi ketela yang sudah dijemur (nasi cacah-red). Kalau saya memiliki uang kemungkinan akan membeli beras itupun jarang namun kalau tidak punya kami hanya makan nasi cacah,”tegasnya. 

Dirinya mengakui sempat mendapatkan bantuan namun semenjak tahun 2018 silam bantuan yang dirinya dapatkan hilang.

”Kalau bantuan kami sempat dapat namun semenjak tahun 2018 tidak lagi kami mendapatkan bantuan. Entah apa yang membuat hilang kamipun tidak mengetahui,”lanjutnya.

Kalau dimusim penghujan tiba, lanjut Wangi gubug reod yang terdiri dua kamar dan satu dapur semuanya bocor hal itu karena atap gubug reodnya itu sudah mulai lapuk karena dimakan usia.

”Semuanya bocor. Kami tinggal mencari tempat yang tidak bocor sehingga kami aman dari aiar hujan,”jelasnya.

Dilain sisi menurut Sekretaris Desa Sambirenteng Made Stiawan mengaki tindak lanjut dari desa itu sendiri akan melakukan pendataan ulang untuk yang bersangkutan agar masuk ke data kesejahtraan social terpadu sehingga yang bersangkutan kembali mendapatkan haknya seperti PKH dan yang lainnya namun bila hal itu tidak bisa yang bersangkutan akan diupayakan mendapatkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) melalui dana desa.

”Memang benar itu warga kami nanti kita akan masukkan kembali sehingga yang bersangkutan kembali mendapatkan bantuannya yang berhak namun bila tidak bisa nantinya dari desa akan berusaha mencarikan bantuan langsung tunai melalui dana desa,”tuturnya.

Dirinya mengatakan kalau hal itu bisa terputus akibat ketidaksinkronan data yang ada di desa alias data yang bersangkutan dobel sehingga semua bantuan yang didapatkan distop oleh pemerintah pusat. Dimana yang bersangkutan sempat mendapatkan bantuan hingga tahun 2017 bahkan saat itu juga yang bersangkutan sempat mendapatkan bantuan bedah rumah dari pemerintah Provinsi namun yang bersangkutan tidak mau mengambil dengan alasan tidak memiliki lahan.

”Dulu sempat mendapatkan bantuan namun karena data dobel diputus. Bahkan yang bersangkutan juga sempat mendapatkan bedah rumah namun yang bersangkutan tidak mengambil karena mengaku tidak memiliki lahan untuk membangun rumah,”tutupnya. (ags)

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Tidak Lolos Seleksi Administrasi Ratusan Pelamar CPNS Ajukan Sanggahan

Rab Agu 11 , 2021
Dibaca: 32 (Last Updated On: 11/08/2021)AMLAPURA-Fajar BaliMasa sanggahan yang diberikan oleh panitia seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Kabupaten Karangasem tampaknya dipergunakan oleh ratusan pelamar yang sebelumnya dinyatakan tidak lolos seleksi administrasi. Tercatat, sampai pada masa sanggah dilaksanakan dari 4 – 6 Agustus 2021 lalu, sebanyak 100 pelamar yang […]

Berita Lainnya