Rektor UPMI Prof. Dr. Drs. I Made Suarta, SH.,M.Hum., memberikan bonus berupa uang pembinaan kepada Pande Made Iron Digjaya.
DENPASAR-sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI) Bali, makin mengokohkan namanya sebagai “gudang atlet” berprestasi. Terbaru, mahasiswanya, Pande Made Iron Digjaya berhasil memborong medali cabang olah raga (cabor) renang, pada ajang Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (Pomnas) ke-XVIII di Kandangan, Kalimantan Selatan.
Total medali yang dibawa pulang oleh mahasiswa Prodi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi, Fakutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (PJKR-FKIP) UPMI ini, adalah satu emas, tiga perak dan satu perunggu.
Medali emas dipersembahkan Iron di 50 meter gaya dada putra dengan catatan waktu 30,14 detik. Sementara perak dan perunggu dari gaya dada putra 100-200 meter dan estafet.
Iron yang notabene atlet renang andalan Bali dan Indonesia di kancah internasional ini, menyebut persaingan sangat sengit karena ia harus berkompetisi dengan rekan-rekan satu pelatihan nasional (pelatnas).
“Jadi kami ada yang sudah saling kenal dan sudah tahu kelebihan dan kelemahan masing-masing,” jelas Iron ditemui di Kampus UPMI belum lama ini. Sayangnya, Iron dalam ajang POMNAS XVIII masih dalam tahap pemulihan setelah mengalami over training.
Iron, lebih lanjut menjelaskan, telah mengenal renang sejak usia empat tahun. Ia dilatih sendiri oleh sang ayah. Meski demikian, saat latihan, Iron tetap digembleng dengan keras tanpa manja-manjaan, seolah tidak ada ikatan darah dengan pelatihnya itu. Iron menyadari ketegasan ayahnya demi prestasinya kelak.
Atlet asal Desa Blahkiuh, Abiansemal, Badung ini, melanjutkan, kecintaannya pada olah raga renang berlanjut sehingga berhasil mengumpulkan pundi-pundi medali sejak SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi. Iron mengaku di rumahnya telah mengoleksi ratusan medali. “Saya tidak pernah menghitungnya. Yang pasti di atas serratus (medali),” katanya.
Sebagai bentuk apresiasi dari perguruan tinggi tempat Iron mengenyam pendidikan, Rektor UPMI Prof. Dr. Drs. I Made Suarta, SH.,M.Hum., memberikan bonus berupa uang pembinaan.
“Jangan dilihat jumlahnya. Tapi semangatnya,” kata Rektor Suarta.
Rektor tak bisa menyembunyikan rasa bangganya karena Iron tidak saja membanggakan UPMI, tapi mengharumkan nama Bali. Serta nama Indonesia saat ia menjadi kontingen negara di ajang internasional, salah satunya di ajang SEA Games 2023 Kamboja.
Mengingat usia Iron yang terus bertambah, Prof. Suarta mulai memikirkan regenerasi. Untuk itu ia berencana membangun kolam renang di areal kampus untuk mendukung regenerasi tersebut.
“Setiap prestasi Sivitas Akademika UPMI, apapun bentuknya, wajib kami apresiasi," jelas Prof. Suarta.
Senada, Kaprodi PJKR FKIP UPMI I Komang Adi Palgunadi, M.Pd., merasa optimis bahwa Iron akan mampu berbuat banyak di Pomnas. Ini tak lepas dari pengalamannya bertarung di berbagai ajang.
“Prestasi Iron sebenarnya sudah sesuai ekspetasi kami. Kalau Iron renang, itu seperti artis, namanya dielu-elukan,” kata Palgunadi.
Prestasi renang, lanjut Palgunadi, bukan barang baru bagi UPMI. Sebab sebelumnya, mahasiswinya atas nama Agung Kania juga berprestasi luar biasa.
Untuk itu, Palgunadi mengundang lulusan SMA/SMK sederajat yang berprestasi di bidang olahraga atau akademik pada umumnya untuk bergabung ke UPMI.
Selain mendapatkan pembinaan lebih mendalam sesuai bidangnya, kesempatan berkompetisi ke level lebih tinggi, tentunya pihak kampus memberikan keringanan biaya. (gde)