Dikatakan Suarmaja, Senin (7/7/2021) kemarin, saat ini warga Gianyar sudah mulai terbuka atas perawatan lontar. “Pemikiran warga sudah mulai terbuka, lontar masih disakralkan namun sudah mulai dirawat dengan baik,” jelas Sudarmaja.
Hanya saja, saat ini, konservasi lontar tidak bisa dilakukan dengan cepat, mengingat jumlah peserta yang ikut tim konservasi jumlahnya dibatasi.“Kalau di masa normal jumlah peserta konservasi dengan 20 orang, namun kini dalam suasana pandemi tim maksimal beranggotakan 7 orang,” paparnya.
Baca Juga :
PPKM Darurat Diharapkan Efektif Tekan Kasus Covid-19
RSUP Sanglah Buka Layanan Vaksinasi Covid-19 untuk Anak Usia 12-17 Tahun
Dengan kondisi tersebut, konservasi lontar yang dilakukan bisa sampai lebih dari 3 hari. Disebutkan, konservasi terakhir dilakukan di Puri Kawan Peliatan, Desa Peliatan. Di Puri Kawan ini ditemukan lebih dan 200 lontar. “Kondisinya semua terawat, ada sebagian yang rusak dan tidak terbaca. Secara keseluruhan masih terawat,” ujarnya.
Dari 200an lontar tersebut, berisi tentang wariga, usadha, puja mantra dan lontar embat-embatan. Banyaknya jumlah lontar tersebut, mengingat sebelumnya di Puri Kawan terdapat Sulinggih yang tekun mempelajari lontar-lontar termasuk Weda.
Mengingat dibatasinya peserta untuk melakukan konservasi, warga yang ingin lontarnya dirawat dan dibersihkan, agar bersabar menunggu giliran. “Yang sudah mengajukan permohonan konservasi, mohon bersabar, kegiatan berkerumun dibatasi,” tandasnya. (sar)