Lewat Penelitian yang “Out of The Box”, Amrita Raih Gelar Doktor Manajemen

Unud 3-cb266ec6

Nyoman Dwika Ayu Amrita, SE., M.Si.

 

DENPASAR – sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Nyoman Dwika Ayu Amrita, SE., M.Si., resmi menyandang gelar Doktor Ilmu Manajemen setelah menyelesaikan Ujian Terbuka Promosi Doktor, pada Prodi Doktor Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Rabu (24/8/2022), lalu.

Amrita--sapaan karibnya, yang dipromotori Prof. Dr. I Wayan Gede Supartha, SE., SU., sukses mempertahankan disertasi yang dalam penelitiannya mengadopsi kearifan lokal Bali "Tri Kaya Parisudha" dikaitkan dengan niat menggunakan e-money terhadap kaum lanjut usia (lansia) di Kota Denpasar.

Dalam perjalanannya, lanjut ibu tiga anak ini, dia mewawancarai 150 lansia 55-65 tahun. Hasilnya, semua melek teknologi alias cakap menggunakan uang elektronik (e-money) seperti e-toll, gopay serta platform pembayaran digital lainnya.

"Penelitian saya pas Pandemi Covid-19 sedang kencang-kencangnya. Kebetulan saat itu, para lansia dihimbau untuk lebih banyak berdiam di rumah untuk menghindari paparan covid-19 varian delta. Vaksin juga belum ada," kata Amrita di Denpasar, Rabu (31/8).

Momen #dirumahaja tersebut, menurut Amrita, menyebabkan kaum lansia di Denpasar semakin gencar menggunakan e-money. Selain didukung akses internet, responden penelitiannya rata-rata pensiunan pegawai sehingga dengan mudah mempelajari teknologi dalam genggaman gadget.

Namun seiring berjalannya waktu, hasil riset awalnya menunjukkan penggunaan e-money pada lansia mengalami penurunan. Ini disebabkan maraknya hoaks tentang kerugian e-money.

"Jadi ada kabar-kabar tidak jelas yang menyebut uang mereka bisa hilang, bisa kepotong, bisa diretas oleh pihak tak bertanggung jawab. Ini bikin mereka takut," imbuh istri dari Ir. I Nyoman Sumantra, MT., tersebut.

Naluri akademisinya berkecamuk. Apalagi di jenjang doktor atau S3, mahasiswa dituntut menemukan hal-hal baru. Lalu muncullah ide merangkai Tri Kaya Parisudha sebagai landasan sikap lansia menggunakan kembali e-money.

BACA JUGA:  Gandeng Penggiat Lingkungan, KKN Unud Sosialisasikan Eco Enzyme di Desa Sebudi Karangasem

Tri Kaya Parisudha, jelas Amrita, terdiri dari Manacika (pikiran), Wacika (perkataan) dan Kayika (tindakan) menjadi variabel penelitiannya. Tri Kaya Parisudha adalah konsep Hindu sebagai pedoman perilaku yang etis. Selama ini, lanjutnya, sebagian besar penelitian cenderung mengadopsi nilai barat.

Di sela penelitian, Amrita menggelar Focus Group Disscusion (FGD) melibatkan dosen, guru agama, dan tokoh adat untuk menggaungkan kembali bahwa penggunaan e-money aman bagi lansia.

"Dalam FGD itu kita katakan bahwa penggunaan e-money aman dan menguntungkan. Jangan percaya informasi-informasi hoaks. Ini mungkin karena minimnya literasi dari orang terdekat," imbuhnya.

Dari FGD itu, para lansia mendapatkan pencerahan dalam (manacika) atau pikirannya. Kemudian mereka menyebarkan informasi baik ini melalui perkataan (wacika), hingga akhirnya bertindak, tertarik lagi menggunakan e-money (kayika).

Amrita mengungkapkan, para peneliti jarang menggunakan lansia sebagai obyek penelitian. Padahal hal ini cukup menarik. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), lansia usia 55-65 tahun adalah pengguna gadget aktif.

Agar hasil penelitiannya bermanfaat, peraih gelar sarjana di Universitas Udayana dan Magister di Universitas Padjajaran Bandung ini, merekomendasikan hasil risetnya bagi manajemen provider penyedia layanan e-money untuk perbaikan layanan, khususnya bagi lansia.

Hasil risetnya ini pun telah dipublish pada Jurnal Internasional Bereputasi Scopus Q2. "Intinya, makin tinggi risiko, niat mereka menggunakan e-money makin rendah. Begitu sebaliknya. Jadi ini harus dicarikan solusi, dan disosialisasikan gencar oleh manajemen penyedia layanan e-money," sarannya.

Amrita adalah dosen UNR kelima yang meraih gelar Doktor dalam satu semester tahun 2022 ini, menyusul Dr. I Made Artana, MH., Dr. Cokorda Gede Swetasoma, MH., Dr. Denny Herlambang, ST., MM., dan Dr. Drs. I Wayan Astawa, MAP.

Rektor UNR Dr. Ni Putu Tirka Widanti bahkan menyebut capaian ini sebagai rekor. "Baru kali ini dalam satu semester kami mempunyai lima Doktor. Sungguh rekor yang patut disyukuri bersama," kata Tirka dikonfirmasi, Selasa (29/8).

BACA JUGA:  ITB STIKOM Bali Latih BPBD Buat Konten Medsos Menarik

Tirka pun mengaku tertarik dengan riset Amrita yang mengadopsi "local wisdom" Tri Kaya Parisudha. Tirka berpendapat, keberanian menggali ide-ide kearifan lokal dalam dunia akademis merupakan langkah di luar kebiasaan, langkah berani alias "out of the box".

Rektor perempuan di perguruan tinggi swasta tertua kedua di Bali ini berharap, dosen-dosen lain termotivasi bila perlu hingga ke jenjang guru besar guna mendongkrak mutu institusi.

Dengan bertambahnya dosen berkualifikasi doktor manajemen, semakin melapangkan jalan UNR membuka Program Studi Magister Manajemen (Prodi MM) pada Program Pascasarjana UNR yang tengah digodok.

"Kami sedang proses menyiapkan prodi Magister Manajemen karena kami cukup memenuhi persyaratan," jelas Direktur Program Pascasarjana UNR Dr. Nyoman Diah Utari Dewi, A.Par., MAP., saat menerima pimpinan Program Pascasarjana Universitas Muhamadiyah Sukabumi, beberapa waktu lalu. (rl)

Scroll to Top