GIANYAR – fajarbali.com | Sebanyak 28 desa adat kecamatan Blahbatuh atau Krama Blahbatuh Tua, melaksanakan upakara melasti, Selasa (hari ini). Melasti bertepatan dengan Purnama Kedasa ini rencananya dilaksanakan di Pantao Pering, Desa Saba. Namun mengingat adanya pendemi Corona, pelaksanaan melasti hanya dilaksanakan dengan Melasti Ngubeng.
Pelaksanaan Melasti Ngubeng ini hanya melibatkan 25 warga pengayah, serangkaian pemelastian dilaksanakan di Pering yang melibatkan 25 orang pengayah. Hal ini disampaikan oleh Camat Blahbatuh, Ida Bagus Dharma Yuda, Senin (6/7/2020). Lebih lanjut dijelaskan pemelastian tersebut sebagai rangkaian 15 hari setelah pelaksanaan Hari Raya Nyepi.
“Hal ini telah diwarisi dari turun-temurun dan diterima demikian dan pelaksanaan bertepatan Selasa (hari ini),” jelas IB Darma Yuda.
Dikatakannya, Melasti krama Blahbatuh tua biasanya diikuti oleh 28 desa adat se Kecamatan Blahbatuh. Ribuan masyarakat akan memadati sepanjang bibir pantai Pering-Saba dari pagi hingga siang. ”Melasti rangkaian hari raya Nyepi ini dikuti oleh 28 desa adat yang termasuk dalam Blahbatuh Tua, sesuai hasil rapat tiga puluh Maret lalu, melasti hanya dilakukan oleh pengamong yakni Desa Pering,” jelas Dharma Yuda
Pelaksanaan nunas tirta di segara, dilakukan oleh masing-masing bendesa adat, kemudian di bawa ke pura desa setempat, nanti warga yang akan nunas tirta cukup di Pura Desa. Ia pun menyampaikan permakluman kepada masyarakat Blahbatuh tua mengingat kondisi belum stabil. Pelaksanaan melasti seperti ini didasari oleh surat edaran Gubernur Bali terkait perpanjangan status darurat bencana wabah penyakit akibat virus Corona. “Demi keamanan dan kesehatan semua masyarakat Blahbatuh, kita ikuti sesuai surat edaran Gubenur Bali,” tutupnya.(gds).