Komisi II DPRD Bali Usulkan Pemerintah Hapus Karantina Bagi Wisman

DENPASAR-sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Sejak dibuka pada Bulan Oktober lalu, pariwisata Bali masih terlihat sepi kunjungan wisatawan mancanegara (wisman). Padahal masyarakat yang sangat menantikan kembali bergairahnya sektor pariwisata setelah hampir dua tahun yang terpuruk akibat Pandemi Covid-19.

Banyak pihak yang menduga sepinya kedatangan wisatawan ke Bali lantaran persyaratan yang sangat ketat. Mulai dari PCR, vaksin dua kali, hingga karantina. Poin terakhir yang dikeluhkan oleh para pelaku warisata yang membuat wisman berfikir ulang untuk berlibur ke Bali.

 

Menyikapi hal itu, Ketua Komisi II DPRD Bali IGK Kresna Budi menyampaikan, pihaknya sangat mendukung langkah pemerintah yang telah membuka penerbangan internasional ke Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dan pembukaan pariwisata. Pasalnya, kebijakan tersebut bisa menjadi pelepas dahaga masyarakat Bali yang selama ini sangat mengandalkan perekonomiannya pada sektor pariwisata.

 

Lebih dari itu, Pemerintah justru memberikan syarat yang sangat ketat dan terkesan memberatkan wisatawan untuk datang. Utamanya soal karantina. Dibandingkan dengan negara-negara lainnya di Asia Tenggara seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura, tak menerapkan karantina. Hal inilah yang disinyalir salah satu faktor sepinya kunjungan wisatawan ke Bali.

 

"Kita inikan sama-sama belajar. Pemerintah membuat kebijakan, setiap kebijakan selalu akan berdampak. Sama seperti karantina itu juga berdampak, pesaing tanpa karantina. Semua wisatawan lari kesana. Tindakan pemerintah buat Bali ini seperti apa?," kata Kresna Budi, Minggu (21/11).

 

Menurutnya, pemerintah perlu membuat kebijakan yang sekiranya tidak memberatkan. Seharusnya, pemerintah bisa berkaca pada negara-negara yang berani mengambil kebijakan "ekstrim" dengan menghapus karantina. Terbukti, banyak wisatawan yang datang berlibur ke Thailand dan Singapura saat ini. "Usaha apa yang akan dilakukan oleh Pemerintah Pusat? Paling tidak perbanyak kegiatan di Bali. Kita sudah terlambat jauh ini, harus segera saya usulkan karantina itu ditiadakan. Kan begitu untuk mengejar ketertinggalan," tandasnya.

BACA JUGA:  BMI Bali Ingin Jadi Wadah Positif Bagi Generasi Muda

 

Disamping itu, Kresna Budi memandang bahwa Pemerintah Pusat seakan-akan pilih kasih dalam membuka pariwisata. Contohnya saja, gelaran World Superbike (WSBK) yang berlangsung di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Ajang balapan kelas dunia tersebut menyita banyak perhatian negara lain. Sehingga banyak wisman yang datang ke daerah yang digadang-gadang menjadi Bali kedua di Indonesia itu.

 

Permasalahannya, pemerintah tidak menerapkan karantina bagi semua pihak yang terlibat pada ajang WSBK tersebut. Mulai dari Team, Pembalap, hingga penonton. "Apalagi ada balapan motor di Mandalika. Inikan aneh, tiba-tiba semuanya orang berlabuh ke Lombok, tanpa karantina. Ini terkesan pilih kasih bagi Bali," tegasnya.

 

Kresna Budi juga merasa kecewa kepada pemerintah yang dinilai seakan tak konsisten dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Sehingga, membuat masyarakat Bali kecewa dan meminta kelonggaran syarat.

 

"Artinya kita itu di Dewan kecewa juga. Ada gawe besar di Lombok oleh Pusat tapi tanpa karantina. Tapi Bali yang sedang 'sakit' pariwisatanya, dikarantina (wisman). Ada apa ini?," pungkasnya. (her)