SINGARAJA-fajarbali.com | Dosen dibantu mahasiswa dari lintas-jurusan Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes Denpasar, melanjutkan programnya dalam upaya mengatasi persoalan stunting di Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng melalui Pengabdian Masyarakat Program Pembinaan Wilayah Berkelanjutan tahun 2025.
Para pengabdi sudah melakukan aksi nyata melalui kegiatan bertema “Peningkatan Keterampilan dan Pendampingan Interprofesionalisme Bidang Kesehatan dalam Penanggulangan Stunting”.
Tim pengabdi sudah melaksanakan program ini sejak tahun 2024 lalu dan tahun 2025 ini merupakan kegiatan evaluasi dari kegiatan tahun lalu.
Ketua Pengabdi, Anak Agung Gede Agung, SKM, M.Kes., mengatakan, penderita gizi buruk tahun 2023 di Desa Tembok berjumlah 18 orang dan gizi lebih sebanyak 19 orang.
Dari hasil pendataan ditemukan rata-rata balita yang mengalami stunting sebanyak 28 orang dari 137 balita (20,44%), dan kurangnya pengetahuan ibu mengenai stunting.
Sejak tahun 2024 masalah gizi buruk ini sudah ditangani dan diberikan penanganan lebih lanjut oleh instansi terkait, dan Poltekkes Kemenkes Denpasar juga menawarkan solusi yakni memberikan edukasi dan pendampingan interprofesionalisme bidang kesehatan dalam penanggulangan stunting.
"Interprofessional Colaboration (IPE) merupakan proses kolaborasi yang terdiri dari dua atau lebih tenaga kesehatan berfokus pada belajar dengan, dari, dan tentang masing-masing profesi sehingga dapat mengembangkan kerja sama demi terwujudnya pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih optimal,” jelas Anak Agung Gede Agung.
Anak Agung Gede Agung melanjutkan, kegiatan tahun 2025 ini terfokus terhadap evaluasi dari kegiatan tahun terdahulu yaitu edukasi dan intervensi yang diberikan tahun 2025 terhadap permasalahan stunting.
Selain itu timnya juga melakukan evaluasi terhadap persoalan kesehatan lain di Desa Tembok, misalnya hipertensi di kalangan lansia, karies gigi pada anak SD, perilaku minum minuman yang mengadung pewarna dan pemanis dan kurangnya kebiasaan minum air putih. serta masalah kurangnya informasi tentang pencegahan anemia pada remaja.
“Kami berkolaborasi dari berbagai disiplin ilmu kesehatan seperti ilmu Gizi, Keperawatan, Teknologi Laboratorium Medis (TLM), Kesehatan Gigi, dalam hal memberikan edukasi dan pendampingan, sehingga mencapai tujuan secara optimal,” ungkapnya.
Saat penyuluhan dan pendampingan, pengabdi dari masing-masing jurusan memberikan edukasi sesuai bidang ilmunya, dengan sasaran para kader posyandu, PKK, perangkat desa, bidan desa, ibu rumah tangga, balita, kepala sekolah, guru dan murid, UKS dan KPM. Program prioritas pengabdian pun disinergikan dengan program desa.
“Yang kami lakukan pencegahan stunting dengan penguatan teknik pengukuran tinggi dan berat badan, pemanfaatan pangan lokal, pencegahan karies pada anak di SD, peningkatan kebiasaan minum air putih pada anak, dan pilot projek pengadaan sarana penyaringan air pdam menjadi air minum di sekolah,” ungkapnya.
Anak Agung Gede Agung dibantu anggotanya, Dr. Ni Nengah Ariati, SST. M.Erg (Gizi), Dr.Drs.I Wayan Mustika, M.Kes (Keperawatan), Dr. Drg. I GA Ayu Putu Swastini, M.Biomed (Teknologi Laboratorium Medis). Kegiatan ini berlangsung hingga Oktober mendatang.
Perbekel Desa Tembok, Dewa Ketut Wily Astawan, menilai keadiran Sivitas Poltekkes Kemenkes Denpasar sangat bermanfaat, khususnya bagi pembangunan bidang kesehatan di wilayahnya.
Wily Astawan, menambahkan, selain memberikan ilmu dan informasi kesehatan terkait pencegahan dan penurunan stunting kepada Kader Posyandu, KPM dan masyarakat, Tim kembali memberikan bantuan berupa 2 mesin filter RO yang telah ia pasang di SD 2 dan SD 4 Tembok.
"SDN 1 dan SD 3 Tembok sudah diberikan tahun lalu, mesin filter air ini sangat membantu merubah perilaku siswa dari kebiasaan minum minuman kemasan yang manis dan berwarna menjadi kebiasaan minum air putih yaitu dengan mewajibkan siswa membawa botol air ke sekolah, dengan perubahan perilaku ini diharapkan dapat mencegah dan menurunkan angka diabetes melitus di kalangan anak - anak” kata Wily seraya mengucapkan terima kasih.
Pihaknya berharap, ke depan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi dapat dilanjutkan berkesinambungan dan Tembok menjadi desa binaan Poltekkes Kemenkes Denpasar.