Foto : Tampak kios pasar darurat Banyuasri yang sebagain besar kiosnya tutup
SINGARAJA – sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com I Puluhan kios di Pasar darurat Banyuasri yang berlokasi di Jalan Samudra, Kelurahan Banyuasri, Kecamatan Buleleng sepi. Para pedagang yang seharusnya menempati kios yang sudah disediakan oleh pemerintah daerah malah disia-siakan. Hal itu diakibatkan sebagian besar pedagang memilih mengontrak diluar untuk berjualan lantaran lokasi kios yang dinilai kurang mendukung.
Disamping bangunan pasar darurat dinilai tidak layak untuk berjualan bahkan jalan yang ada di tengah pasar dinilai terlalu sempit hanya setengah meter sehingga para pembeli memilih ke pasar lainnya, seperti Pasar Anyar dan Pasar Tumpah. Hasil pantauwan Fajar Bali, Rabu (30/10) pagi dari 60 jumlah kios yang tersedia yang nampak efektif digunakan untuk berjualan hanya empat kios sedangkan kios lainnya kebanyakan tutup.
Mangku Sari, salah satu pedagang palen-palen diantara empat pedagang yang memanfaatkan kiosnya untuk berjualan menilai keadaan pasar darurat bangunannya tidak layak digunakan berjualan. Menurutnya, atap bangunan yang sangat rendah dan tidak ada pentilasi serta jalan yang ada sangat sempit membuat para pembeli enggan datang ke pasar ini. ”Caba dilihat, pasar ini sudah tidak layak di gunakan berjualan. Jalannya sangat sempit, panas, pembeli enggan datang ke sini dan memilih ke pasar yang lainnya sehingga pedagang enggan berjualan disini,”ucapnya.
Pihaknya juga mengeluhkan setiap harinya harus membayar iuran baik yang dipungut setiap hari dan setiap bulannya meski keadaan pasar sangat sepi.”Keadaan sepi seperti ini. Kami dapat berjualan paling banyak Rp30 ribu dan lebih sering kami tidak dapat jualan namun harus bayar kontribusi sebesar Rp 3.000 perharinya serta Rp21 ribu setiap bulannya,”jelasnya lagi.
Mencermati hal ersebut, Direktur Utama PD Pasar Buleleng Made Agus Yudiarsana saat dikonfirmasi, pihaknya membenarkan minimnya para pedagang yang jualan di pasar tumpah Banyuasri.”Memang selama ini kita juga mengetahui para pedagang pemilik kios yang ada di Pasar Tumpah Banyuasri memilih mengontrak diluar untuk berjualan, sedangkan kios yang dimiliki di Pasar tumpah kosong dan banyak yang dikontrakkan,”akunya. Bahkan Agus mengakui dengan kekosongan kios pasar tumpah dirinya melihat ada permainan yang dilakukan para pedagang. Dimana kata Agus, para pedagang pemilik kios mengontrakkan kiosnya sehingga nanti bila pasar Banyuasri jadi para pedagang yang mengontrak meminta jatah untuk berjualan di Pasar Banyuasri baru.”Tujuan pedagang sudah saya tahu. Dimana kiosnya dikontrakkan begitu Pasar Banyuasri jadi pedagang yang mengontrak itu dia meminta jatah sedangkan pemilik kios yang asli kan sudah tercatat,” ungkapnya. “ Kita sudah rapat tadi dan akan melakukan penertiban,”tegas Agus. Bahkan lanjut Agus pihaknya nantinya akan melakukan pendataan terlebih dahulu terhadap para pedagang yang tidak menggunakan kiosnya untuk berjualan kemudian dirinya akan memberikan surat peringatan (SP) kepada para pedagang nakal hingga dua kali peringatan dan apabila hal itu tidak tidak dihiraukan pihaknya mengancam akan mencabut hak pemilik kios tersebut dan akan melimpahkan kepada orang lain.”Kita akan data dulu dan kami akan berikan surat peringatan hingga kedua kali dan bila tidak dihiraukan ketiga ya kita akan menindak tegas untuk mencabut hak kepemilikan kios pedagang dan akan melimpahkan kepada orang lain yang mau berjualan di pasar tumpah,”ancam Agus.
Disinggung kapan mulai diberikan peringatan, Agus menuturkan pihaknya akan memberikan peringatan mulai minggu depan setelah dilakukan pembahasan di PD Pasar.
”Masalah pemberian peringatan mungkin akan diterapkan minggu depan. Baru kita melakukan rapat di PD Pasar setelah itu yakni minggu depan ya kita sudah jalankan surat peringatan ini kepada para pedagang yang tidak menggunakan kiosnya untuk berjualan,pungkasnya. W - 008