MANGUPURA - fajarbali.com | Mewabahnya Covid-19 hingga ke Bali membuat Kabupaten Badung kelimpungan. Pasalnya, selama ini kabupaten terkaya di Bali ini mengandalkan penghasilan dari sektor pariwisata. Sedangkan, sektor pariwisata saat ini sangat lesu.
Kini, Badung hanya bisa mengandalkan pendapatan dari Pajak Hotel dan Restoran (PHR). Namun, hotel dan restoran saat ini juga sepi bahkan banyak yang tutup. Melihat kondisi ini, salah satu program pro rakyat Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta yakni santunan lansia terancam tak bisa cair.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Ketut Sudarsana mengatakan, untuk tahap awal, pihaknya mengaku sudah mengusulkan ke Badan Keuangan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD). Hanya saja proses pencairannya itu bergantung BPKAD dalam hal ini tim anggaran Badung.
"Untuk administrasinya kita sudah usulkan ke BPKAD. Nah terealisasi atau tidak kita kurang tau," jelasnya
Mengenai jumlah lansia yang sudah diusulkan ke BPKAD, Sudarsana mengungkapkan, sementara yang terdaftar dan sudah diajukan sebanyak sebanyak 15.515 orang. Sehingga anggaran yang harus dikeluarkan untuk gaji lansia mencapai Rp 46 miliar lebih.
"Gaji mereka kan diberikan per tiga bulan. Jadi setiap bulan mereka diberikan santunan sebesar Rp 1 juta. Sehingga sekali cair lansia akan mendapatkan santunan sebesar Rp 3 juta," jelasnya.
Dikonfirmasi terpisah Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Badung, I Ketut Gede Suyasa justru menampik jika Dinsos sudah mengajukan santunan lansia. Pihaknya pun mengaku akan melakukan pembahasan kembali terkait pencairan santunan tersebut. "Terkait itu (santunan lansia-red) akan dilaksanakan pembahasan lagi," ujarnya.
Terkait akan terealisasi atau tidak, pihaknya enggan berkomentar. Ia mengaku, tergantung keputusan tim. "Apakah bisa direalisasikan atau ditunda tergantung kondisi keuangan daerah," pungkasnya.(put).