DENPASAR-fajarbali.com | “Kesenian sebagai jembatan membangun rasa dan estetika serta mandala pengetahuan,” tutur kurator Bali Mandara Nawanatya III, Kadek Wahyudita, S.Sn, saat ditemui usai pementasan kreatifitas pelajar, Jumat malam (13/04/2018) di Taman Budaya, Denpasar.
Pementasan ini menampilkan SMPN 1 Semarapura dan SMPN 3 Denpasar. Menurut Wahyudita, hal itulah yang mendasari penyelenggaraan Bali Mandara Nawanatya.
“Sehingga kesenian tidak ditinggalkan oleh anak muda. Bahkan ke depan kesenian dapat menjadi mandala pengetahuan,” ujar Wahyudita. Mandala pengetahuan dibidang sastra, spirit, budaya dan lainnya.
“Secara keseluruhan pementasan tadi sudah bagus, namun pada dasarnya seni yang kita lakoni membutuhkan inovasi agar lebih berkembang,” harap pria berkepala plontos yang mulai ditumbuhi rambut-rambut yang masih halus.
Menurut Wahyudita penampilan SMP Negeri 1 Semarapura maupun SMP Negeri 3 Denpasar walau sudah menghibur, masih memerlukan inovasi dalam menyajikan tampilannya.
Itu yang terlihat malam itu. Seluruh penonton bertepuk tangan dan tertawa dengan riangnya. Maklum saja, kedua SMP Negeri yakni SMP Negeri 1 Semarapura dan SMP Negeri 3 Denpasar telah berusaha menunjukkan penampilan terbaiknya.
Sebagai penampil pertama, SMP Negeri 1 Semarapura telah siap dengan Pentas Seni Dramatari Calonarang Sudamala.
Sesuai konteksnya, para seniman dari kabupaten Klungkung ini pun mempersembahkan drama yang diselingi dengan tarian, khususnya joged yang bertajuk Joged Serombotan.
I Nyoman Karyawan, kepala sekolah SMP Negeri 1 Semarapura pun mengungkapkan bahwa anak-anaknya murni dilepas dan membebaskan siswa-siswinya untuk berkreasi.
“Komunitas seni sekolah kami yang bernama Senja (Seniman Remaja) sudah ada sejak tahun 86 tetapi kembali dihidupkan 3 tahun lalu dan pada garapan kali ini kami bebaskan anak-anak untuk berkreasi tetapi tetap pada bimbingan pembina,” terangnya.
Sesuai menikmati dramatari dari SMP Negeri 1 Semarapura, sebagai penampil kedua SMP Negeri 3 Denpasar mempersembahkan persembahan kompilasi yakni bebondresan, tarian kebesaran ‘Tri Lingga’, Macepat, Menyanyi Pop Bali, dan Joged. Yang secara keseluruhan telah menghibur khalayak yang hadir di Art Center.
Sebagai pembina Ida Ayu Made Suryani pun mengungkapkan suka duka saat anak didiknya berkesempatan untuk mengisi acara Nawanatya.
“Senang anak-anak bisa tampil, tetapi karena hampir sebagian besar anak kelas 9 yang tampil jadinya cukup sulit menyeimbangkan waktu latihan dengan ujian-ujian sekolah yang mereka hadapi,” ungkapnya.
Meski demikian, Suryani dan para penampil telah berhasil menampilkan sebuah garapan yang sifatnya entertaining (menghibur-red) khalayak ramai. (Alt)