AMLAPURA-sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Lonjakan pasien selama sebulan terakhir yang masuk ke RSUD Karangasem memaksa pihak manajemen menyiapkan halaman yang berada di depan UGD sebagai tempat pasien gejala ringan. Pasalnya, ruang UGD dikhususkan untuk skrening Covid-19. Sedangkan, pasien non diagnosa Covid-19 ditempatkan di empat ruangan.
Dirut RSUD Karangasem, dr. I Wayan Suardana, Senin (26/7) kemarin mengakui, pihaknya memberikan layananan pasien di luar UGD itu bukanlah pasien covid. Hal ini dilakukan agar pasien tidak tertular karena di dalam UGD sendiri dijadikan sebagai tempat skrening Covid-19. Itupun, kata Suardana, pasien di luar UGD itu pasien yang memiliki riwayat sakit ringan. "Selain itu untuk pasien gawat non Covid-19, kita tempatkan di empat ruangan, yang didalam khusus untuk skrening covid-19," ujar Suardana.
Suardana juga mengakui,saat ini memang ada lonjakan pasien, sementara tertahan di UGD, sekaligus memastikan apakah covid atau tidak. Dikatakanya lagi, RSUD Karangasem sebagai salah satu RS rujukan sejak awal Juli ada peningkatan kasus covid-19. Bahkan, pada Minggu kemarin terjadi sampai 60 terkonfirmasi positif, serta belum termasuk suspect. "Saat ini kita sedang merawat 60 yang terkonfirmasi positif dan 20 suspect masih menunggu lab PCR," ujarnya lagi.
Baca Juga :
Provinsi 'Kirim' 5 Ton Beras untuk Klungkung
PPKM Level 4 Diperpanjang, Jalur Keluar-Masuk Klungkung Disekat Lagi
Untuk ketersedian ruangan sendiri, kata dr. I Wayan Suardana, sebelum bulan Juli RSUD Karangasem menyiapkan 68 tempat tidur. Untuk kodisi sekarang, pihaknya telah menyiapkan 83 tempat tidur dan terisi hampir 90 persen. Diakuinya, dibeberapa ruangan perawatan pasien Covid-19 memang masih ada yang kosong. "Ada juga masih kosong, tetapi sudah terisi hampir 90 persen," ujarnya lagi.
Suardana mengaku, pihaknya telah melakukan rapat intenal untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan pasien. Opsinya, pasien non covid-19 bisa dirawat di tempat lain. Namun masih dipikirkan apakah memungkinkan kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) dan peraalatan. Hal ini juga sudah pernah dilakukan tahun lalu ketika terjadi lonjakan yang tinggi. "Mudah-mudahan puncaknya tidak melebihi smpai 100 pasien," ujarnya lagi.
Sedangkan, untuk ketersediaan oksigen sendiri khususnya oksigen tabung memang mengalami kendala. Dari 30 tabung yang diperlukan, pihaknya hanya mendapatkan kiriman 18-20 tabung oksigen. Namun Suardana memastikan, pasien di RSUD Karangasem tidak ada yang sampai tidak mendapatkan oksigen. "Oksigen ada dua jenis, ada oksigen cair, yang diolah melalui jaringan, yang jadi masalah adalah oksigen tabung karena kondisinya hampir terjadi di seluruh Bali, sehingga kami harus menyesuaikan," pungkasnya. (bud)
Dirut RSUD Karangasem, dr. I Wayan Suardana, Senin (26/7) kemarin mengakui, pihaknya memberikan layananan pasien di luar UGD itu bukanlah pasien covid. Hal ini dilakukan agar pasien tidak tertular karena di dalam UGD sendiri dijadikan sebagai tempat skrening Covid-19. Itupun, kata Suardana, pasien di luar UGD itu pasien yang memiliki riwayat sakit ringan. "Selain itu untuk pasien gawat non Covid-19, kita tempatkan di empat ruangan, yang didalam khusus untuk skrening covid-19," ujar Suardana.
Suardana juga mengakui,saat ini memang ada lonjakan pasien, sementara tertahan di UGD, sekaligus memastikan apakah covid atau tidak. Dikatakanya lagi, RSUD Karangasem sebagai salah satu RS rujukan sejak awal Juli ada peningkatan kasus covid-19. Bahkan, pada Minggu kemarin terjadi sampai 60 terkonfirmasi positif, serta belum termasuk suspect. "Saat ini kita sedang merawat 60 yang terkonfirmasi positif dan 20 suspect masih menunggu lab PCR," ujarnya lagi.
Baca Juga :
Provinsi 'Kirim' 5 Ton Beras untuk Klungkung
PPKM Level 4 Diperpanjang, Jalur Keluar-Masuk Klungkung Disekat Lagi
Untuk ketersedian ruangan sendiri, kata dr. I Wayan Suardana, sebelum bulan Juli RSUD Karangasem menyiapkan 68 tempat tidur. Untuk kodisi sekarang, pihaknya telah menyiapkan 83 tempat tidur dan terisi hampir 90 persen. Diakuinya, dibeberapa ruangan perawatan pasien Covid-19 memang masih ada yang kosong. "Ada juga masih kosong, tetapi sudah terisi hampir 90 persen," ujarnya lagi.
Suardana mengaku, pihaknya telah melakukan rapat intenal untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan pasien. Opsinya, pasien non covid-19 bisa dirawat di tempat lain. Namun masih dipikirkan apakah memungkinkan kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) dan peraalatan. Hal ini juga sudah pernah dilakukan tahun lalu ketika terjadi lonjakan yang tinggi. "Mudah-mudahan puncaknya tidak melebihi smpai 100 pasien," ujarnya lagi.
Sedangkan, untuk ketersediaan oksigen sendiri khususnya oksigen tabung memang mengalami kendala. Dari 30 tabung yang diperlukan, pihaknya hanya mendapatkan kiriman 18-20 tabung oksigen. Namun Suardana memastikan, pasien di RSUD Karangasem tidak ada yang sampai tidak mendapatkan oksigen. "Oksigen ada dua jenis, ada oksigen cair, yang diolah melalui jaringan, yang jadi masalah adalah oksigen tabung karena kondisinya hampir terjadi di seluruh Bali, sehingga kami harus menyesuaikan," pungkasnya. (bud)