AMLAPURA – fajarbali.com | Sejumlah program dipaparkan oleh Pasangan calon Bupati dan wakil bupati, I Gede Dana-I Wayan Artha Dipa (Dana-Dipa) kepada masyarakat Karangasem jika nantinya terpilih sebagai bupati dan wakil bupati pada 9 Desember 2020 mendatang.
Salah satu yang dtawarkan yakni, pihaknya ingin meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masayarakat dengan memberikan pelayanan antar jemput pasien miskin saat berobat kerumah sakit maupun puskesmas.
Hal itu dikatakan I Gede Dana melakukan kampanye di Kebun Siem, Jalan Pantai Coklat Jasri, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem, pada Senin (5/10/2020). Menurut I Gede Dana, pelayanan kesehatan dimaksud adalah dengan menyiapkan mobil operasional dimasing-masing kecamatan serta petugas yang melakukan antar jemput pasien jika memang diperlukan. “Saya kira kalau ada kemauan pasti bisa, misalkan di masing-masing kecamatan disiapkan dua mobil yang bisa dipakai oleh masyakat dengan dilengkapi sopir,” ujarnya.
Selain itu dibidang Pendidikan, I Gede Dana menginnginkan membangun sebuah perguruan tinggi di Karangasem. Selama ini, kata Politisi PDI Perjuangan asal Desa Datah ini,siswa tamatan SMA/SMK yang ingin melanjutkan kuliah tidak lagi ke kota Denpasar atau ke Buleleng. “Setiap tahunya ribuan siswa yang baru tamat lebih memilih keluar daerah kuliah, sehingga kami sangat ingin Karangasem dibangun perguruan tinggi,” ujarnya.
Begitu juga di sector pertanian, kata Gede Dana, perhatian di sector ini harus benar-benar ditingkatkan, apalagi masyarakat Karangasem sebagian besae sebagai petani. Dikatakanya, sector lainya seperti Pariwisata,dan budaya sesuai program Nangun Sat Kerthi Loka Bali akan lebih dikuatkan dan dikembangkan lagi di Karangasem. “Ada lima Program prioritas untuk perubahan di Karangasem, dan itu sesui dengan Nangun Sat Kerthi Loka Bali di Karangasem,” ujarnya lagi.
Gede Dana mengatakan, demi perubahan di Karangasem Gede Dana mengaku harus rela mundur sebagai anggota DPRD Karangasem sekaligus ketua DPRD. Hal itu dilakukan ingin melakukan perubahan untuk Kabupaten Karangasem menjadi lebih baik. “Saat ini Karangasem butuh perubahan dan saya pun iklas membuat perubahan itu,” ujarnya.
Perwakilan seorang warga Jasri, I Wayan Kukuh mengapresiasi sejumlah program yang pembangunan yang dicanangkan. Salah satunya masalah budaya. Pasalnya, di Desa Adat Jasri terdapat tradisi budaya yakni, Ngusaba Nini yang menjadi warisan leluhur. Namun, tradisi ini sempat lama tak dilakukan, dan sebelumnya kembali di gelar lagi oleh warga. Sementara salah seorang warga Desa Jungutan, I Wayan Lanus, menilai, pihaknya mendukung Gede Dana karena yang bersangkutan terlahir dari seorang petani. Selain itu, Gede Dana juga tampil sederhana dan kepolosanya sangat layak memimpin Karangasem. “Beliau bergaul tidak pernah memandang jabatan, selalu tampil sederhana apa adanya, apalagi terlahir dari orang tuanya petani, sudah pasti lebih peka merasakan jeritan masyarakat di bawah,” ujar Lanus. (bud).