GIANYAR-Fajar Bali | Kabid Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian dan Peternakan Gianyar mengimbau masyarakat agar tidak membuang anakan anjing sembarangan. Apalagi membuang anakan anjing ke TPA. Mengingat saat ini populasi anjing liar di Gianyar meningkat tajam. Mengingat anjing liar tanpa tuan ini berpotensi rabies.
Kabid Keswan, Made Santiarka, Senin(22/3/2021) menjelaskan, dalam setiap vaksinasi rabies di banjar-banjar, dirinya bersama tim vaksinasi menyelipi imbauan agar anakan anjing yang tidak ingin dipelihara agar tidak dibuang sembarangan.
“Trend populasi anjing meningkat, begitu pula anjing liar. Kami imbau agar tidak membuang anakan anjing ke TPA,” harapnya.
Saat ini Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat, terus melakukan upaya vaksinasi ke banjar-banjar yang ada di Gianyar. Untuk Tahun 2021 ini tatget vaksinasi anjing di Gianyar sebesar 80% dari keseluruhan populasi. Dijelaskannya, vaksinasi anjing di perkotaan relatif lebih mudah, mengingat anjing peliharaan dikandangkan dan tidak jauh-jauh dari pemiliknya.
“Di daerah pedesaan, anjing peliharaan lepas liar dan ada yang dipelihara di tegalan, sehingga vaksinasi agak terkendala,” jelasnya.
Baca Juga :
Menjadi Wilayah Zona Hijau, Warga Sanur Mulai Divaksin
SVAMI Luncurkan Mini Album “Hidup”
Dari data beberapa desa yang telah dilakukan vaksinasi yang telah dilakukan di akhir tahun 2020, Desa Batuan 2.178 ekor, Sebatu 1.255 ekor, Taro 1.937 ekor, Medahan 716 ekor, Buruan 1.224 ekor, Bresela 4.23 ekor, Keliki 1.079 ekor. Total populasi akhir Tahun 2020 sebanyak 88.833 ekor. Meningkat dari jumlah sebelumnya dan Tahun 2021 ini estimasi populasi juga mengalami kenaikan. Vaksinasi Tahun 2021 target sebanyak 7.345 ekor terealisasi sebanyak 6.268 ekor
Dikonfirmasi Perbekel Temesi, Nyoman Gede Suparta menyebutkan masih banyak warga yang membuang anakan anjing dan kucing betina di TPA Temesi. Kondisi ini membuat Desa Temesi bagian selatan dan Desa Lebih Utara banyak terdapat anjing liar.
“Anakan anjing betina atau kucing itu dibuang bersama sampah. Setelah di TPA hidup liar di sekitar TPA. anjing liar ini hidup di pondok-pondok petani. Kondisi ini mengkhawatirkan peternak sapi karena anak sapi sangat rawan dimakan anjing. Yang paling kami takutkan adalah penyebaran rabies, karena ada puluhan anjing liar di TPA,,” jelas Perbekel Suparta. (sar)
Kabid Keswan, Made Santiarka, Senin(22/3/2021) menjelaskan, dalam setiap vaksinasi rabies di banjar-banjar, dirinya bersama tim vaksinasi menyelipi imbauan agar anakan anjing yang tidak ingin dipelihara agar tidak dibuang sembarangan.
“Trend populasi anjing meningkat, begitu pula anjing liar. Kami imbau agar tidak membuang anakan anjing ke TPA,” harapnya.
Saat ini Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat, terus melakukan upaya vaksinasi ke banjar-banjar yang ada di Gianyar. Untuk Tahun 2021 ini tatget vaksinasi anjing di Gianyar sebesar 80% dari keseluruhan populasi. Dijelaskannya, vaksinasi anjing di perkotaan relatif lebih mudah, mengingat anjing peliharaan dikandangkan dan tidak jauh-jauh dari pemiliknya.
“Di daerah pedesaan, anjing peliharaan lepas liar dan ada yang dipelihara di tegalan, sehingga vaksinasi agak terkendala,” jelasnya.
Baca Juga :
Menjadi Wilayah Zona Hijau, Warga Sanur Mulai Divaksin
SVAMI Luncurkan Mini Album “Hidup”
Dari data beberapa desa yang telah dilakukan vaksinasi yang telah dilakukan di akhir tahun 2020, Desa Batuan 2.178 ekor, Sebatu 1.255 ekor, Taro 1.937 ekor, Medahan 716 ekor, Buruan 1.224 ekor, Bresela 4.23 ekor, Keliki 1.079 ekor. Total populasi akhir Tahun 2020 sebanyak 88.833 ekor. Meningkat dari jumlah sebelumnya dan Tahun 2021 ini estimasi populasi juga mengalami kenaikan. Vaksinasi Tahun 2021 target sebanyak 7.345 ekor terealisasi sebanyak 6.268 ekor
Dikonfirmasi Perbekel Temesi, Nyoman Gede Suparta menyebutkan masih banyak warga yang membuang anakan anjing dan kucing betina di TPA Temesi. Kondisi ini membuat Desa Temesi bagian selatan dan Desa Lebih Utara banyak terdapat anjing liar.
“Anakan anjing betina atau kucing itu dibuang bersama sampah. Setelah di TPA hidup liar di sekitar TPA. anjing liar ini hidup di pondok-pondok petani. Kondisi ini mengkhawatirkan peternak sapi karena anak sapi sangat rawan dimakan anjing. Yang paling kami takutkan adalah penyebaran rabies, karena ada puluhan anjing liar di TPA,,” jelas Perbekel Suparta. (sar)