Jangan Berlebihan Menggunakan Hand Sanitizer

(Last Updated On: )

DENPASAR – fajarbali.com | Penggunaan cairan pembunuh kuman atau hand sanitizer dipercaya sejak lama sebagai jalan pintas untuk mencuci tangan. Semenjak virus Corona (Covid-19) merebak dua bulan lalu, banyak orang membeli berbotol-botol hand sanitizer sebagai langkah pencegahan dari paparan virus tersebut yang tengah menjadi wabah di seluruh dunia. Namun, penggunaan cairan pembunuh kuman tersebut justru membahayakan, terlebih jika tidak benar dalam menggunakannya.

 

 

Dokter spesialis kulit dari DNI Skin Centre, dr I Gusti Nyoman Darmaputra, SpKK, menjelaskan, pemakaian hand sanitizer juga ada aturannya. Tidak boleh terlalu sering digunakan dan kandungannya harus diperhatikan. Jika penggunaan hand sanitizer berlebihan justru dapat mempertinggi risiko keracunan.

 

“Kandungan alkohol yang tinggi di dalamnya acap kali tidak sengaja tertelan, terlebih pada anak-anak. Hand Sanitizer lebih baik digunakan saat kontak dengan orang sakit, setelah menggunakan toilet, setelah batuk atau bersin yang menggunakan telapak tangan untuk menutupinya,” jelas dr Darma.

 

Untuk mengatasi penggunaan hand sanitizer berlebihan khususnya pada anak-anak, para orang dewasa disarankan untuk menyimpan hand sanitizer pada tempat yang jauh dari jangkauan mereka. Selain itu, penggunaan cairan pembunuh kuman harus di bawah pengawasan para orang dewasa. “Penggunaan cairan pembunuh kuman secara berlebihan juga terbukti membahayakan diri dan membuat sakit,” imbuhnya. 

 

Agar lebih efektif dalam membasmi kuman, dr Darma juga menyarankan untuk menggunakan hand sanitizer yang memiliki kandungan alkohol, minimal 60 persen. Jika menggunakan produk hand sanitizer yang non alkohol mungkin tidak akan bisa mengusir beberapa jenis kuman tertentu. “Bahkan itu bisa membuat kuman kebal terhadap zat yang ada pada hand sanitizer dan mungkin menimbulkan iritasi pada kulit,” ujarnya.

 

Di sisi lain, menggunakan terlalu sering dan terlalu banyak cairan pembunuh kuman juga akan membuat kulit menjadi lebih sensitif. Minyak dan uap air alami yang dihasilkan kulit menghilang setalah penggunaan hand sanitizer. Hand sanitizer bisa membuat tangan menjadi lebih kering dan rusak. Kulit tangan dengan kondisi tersebut akan lebih rentan menjadi pecah-pecah, yang membuatnya lebih mudah bagi virus untuk masuk ke dalam tubuh.

 

Memang pada kenyataannya, menemukan wastafel dan sabun adalah hal yang lebih sulit dibandingkan membeli sebotol hand sanitizer dan membawanya kemana saja sehingga bisa mengenakannya di saat perlu. “Kepastiannya agar tidak merusak kulit adalah dengan tidak mengenakannya terlalu sering,” tegas dr Dharma.

 

dr Darma juga mengingatkan, berdasarkan Pedoman Pencegahan Infeksi (PPI) jika sudah menggunakan hand sanitizer sebanyak 5 kali, harus dilanjutkan dengan cuci tangan. Ini dilakukan sebelum menggunakan cairan itu kembali. (dar).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

KKL Prodi Ilmu Hukum Undiksha 2020 Berlangsung di Jakarta, Kunjungi MK, KPK dan FH Unika Atmajaya

Rab Mar 18 , 2020
(Last Updated On: )DENPASAR-fajarbali.com | Puluhan mahasiswa semester empat Program Studi Ilmu Hukum Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial Universitas Pendidikan Ganesha (FHIS-Undiksha) Singaraja, melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ke DKI Jakarta dari 9-15 Maret 2020.

Berita Lainnya