Itekes Dukung Rencana Pembangunan Taman Wreda di Desa Melinggih

Pembukaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Institut Teknologi dan Kesehatan (Itekes) Bali, di Kantor Perbekel Melinggih

 Save as PDF
(Last Updated On: 19/09/2022)

Rektor Itekes Bali I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., P.hD., berdiskusi dengan Perbekel Melinggih I Made Diptayana, A.Md.

 

GIANYAR – fajarbali.com | Perbekel (Kepala Desa) Melinggih, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar I Made Diptayana mengaku punya mimpi besar, yakni membangun taman wreda yang dikhususkan sebagai taman pusat kreativitas lansia di wilayahnya.

“Kami ingin para lansia selaku orangtua kami merasakan kebahagiaan di sisa hidup beliau. Kita pun akan tua. Akan membutuhkan kasih sayang yang sama,” jelas Diptayana di sela Pembukaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Institut Teknologi dan Kesehatan (Itekes) Bali, di Kantor Perbekel Melinggih, Senin (19/9/2022).

Ia mengatakan, ide membangun taman wreda karena Desa Melinggih memiliki Layanan Lansia Terpadu (LLT), setelah desanya ditunjuk sebagai ‘pilot project’ oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) RI. “Melinggih ini satu dari lima desa di Indonesia yang jadi percontohan LLT,” katanya.

Berdasarkan data 2018-2019, lanjut Diptayana, jumlah lansia di Melinggih sebanyak 1200 orang. 82 persen tergolong lansia aktif, 10 persen lansia level dua (aktif tapi punya riwayat penyakit) sisanya delapan persen masuk level tiga (lansia yang butuh perawatan dan pendampingan sosial ekonomi).

Kebanggannya adalah, setiap hari para lansia di Desa Melinggih aktif menggelar kegiatan, terutama senam bersama, berwirausaha, majejahitan, menabuh, menari dan bertani.

Melihat potensi inilah, Diptayana ingin memberdayakan lansia dalam hal pengembangan pariwisata budaya. “Kalau sudah ada (taman wreda) kami akan pentaskan tari-tarian, tetabuhan yang semuanya lansia dengan pakaian klasik tempo dulu,” terangnya.

Ia optimis gagasan itu akan disambut baik wisatawan dan penikmat seni lokal karena ada nilai nostalgia di dalamnya. Selain itu, taman wreda juga digunakan untuk menjual produk kerajinan lansia dan bercengkrama.

Selama ini, masih menurutnya, kinerja kader LLT sudah sangat maksimal dalam melayani para lansia terutama yang level tiga. “Waktu ini ada lansia level tiga yang sakit, kami jemput dan bawa ke rumah sakit, sampai dapat penanganan medis kami antar pulang. Begitu juga lansia yang kurang mampu kami fasilitasi bedah rumah dan bantuan sosial ke dinas terkait,” ujarnya.

Sehingga, ia berpendapat, penanganan lansia memerlukan sinergitas semua pihak termasuk kalangan akademisi Itekes Bali.

Dalam PKL ini, perbekel berharap, hal pertama yang digarap adalah pemutakhiran data lansia. Sebab, dua tahun berlalu pasti ada perubahan data, entah meninggal dan lansia baru (masuk usia 60 tahun).

Atas nama Pemerintah Desa Melinggih dan masyarakat, Diptayana mengucapkan apresiasi setinggi-tingginya untuk Rektor Itekes Bali yang juga Konsultan Nasional Program Keperawatan Gerontik Lansia I Gede Putu Darma Suyasa, dosen dan para mahasiswa yang memilih Desa Melinggih sebagai tempat PKL.

Menganggapi hal tersebut, Rektor Itekes Bali I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., P.hD., mengaku mendukung penuh gagasan perbekel. Kedatangan civitas akademikanya memang bertujuan membangun kolaborasi untuk  mendeteksi kesehatan lansia mau pun keluarga.

Hasil deteksi tersebut, akan dibuatkan program lanjutan disertai aksi nyata. Sehingga pihaknya ingin merubah persepsi bahwa kedatangannya tidak sekadar bertanya, namun memberi solusi dari dimensi kesehatan.

Mahasiswa yang dipercayakan oleh Rektor Itekes ini, sudah sangat matang dari kompetensi mau pun usia, sebab mereka telah diwisuda sebagai sarjana keperawatan, namun karena perintah undang-undang mereka wajib menempuh pendidikan profesi ners selama satu tahun, dan PKL ini sangat pas untuk menimba ilmu.

Pembukaan PKL Itekes Bali disaksikan Kepala Puskesmas Payangan dr. Made Arisani.

Darma Suyasa memastikan program kerja sama dengan Desa Melinggih berkelanjutan. “Memang biasanya gencar di awal tapi tidak ada tindaklanjut. Tapi kami pastikan kerja sama ini berkelanjutan. Meski pun hasil yang kami berikan tidak berupa infrastruktur langsung,” tegasnya.

Ia pun siap mendukung program-program Perbekel Melinggih, terutama di bidang pembangunan kesehatan lansia.

Darma Suyasa bahkan menawarkan layanan-layanan yang dimiliki Itekes Bali, seperti akupuntur. Diketahui, Prodi Akupuntur ini sangat langka, hanya tiga perguruan tinggi di Indoensia yang memilikinya.

“Kalau pak perbekel mau, kita sediakan layanan akupuntur. Kami sampai kirim lima dosen menempuh S2 di China. Sekarang mereka sudah kembali. Bagi adik-adik di sini yang mau kuliah, juga kami buka pintu lebar,” pungkas Darma Suyasa.

Sebelumnya, Ketua Panitia PKL, Ns. I Kadek Nuryanto, S.Kep., MNS., ditemui di sela Pembukaan PKL di Kantor Perbekel Melinggih, Senin (19/9), mengungkapkan, PKL tersebut merupakan salah satu bentuk Tri Darma Perguruan Tinggi agar mahaiswa bisa memberikan kontribusi untuk dapat membantu pemerintah dalam mengenal, mengatasi, dan meningkatkan kesehatan masyarakat dengan bekerja bersama masyarakat sehingga cita cita tercapainya derajat kesehatan masyarakat terwujud.

Untuk itu pada praktik kali ini selain melakukan survey mawas diri untuk mengetahui masalah secara umum, mahasiswa juga akan mendukung program pemerintah dalam mensukseskan pelaksanaan LLT.

“Kegiatan ini sangat mendukung keunggulan Prodi Pendiddikan Profesi Ners yaitu Perawatan Jangka Panjang mengingat Trend Lansia akan mengalami peningkatan terus menerus sampai tahun 2030,” kata Nuryanto.

PKL, lanjut dia, akan berlangsung selama 6 minggu yang diikuti oleh 174 mahasiswa dibagi dalam 2 kelompok yaitu Kelompok Kelurahan Pedungan dan Kelompok Desa Melinggih. Untuk dikelurahan Pedungan terdapat sejumlah 106 mahasiswa. Sedangkan di desa Melinggih sebanyak 68 orang. (Gde)

 Save as PDF

Next Post

Pastika ke Mahasiswa: Nilai-nilai Hindu Juga Unsur Terbentuknya NKRI

Sen Sep 19 , 2022
“Jadi kebenaran abadi itu sifatnya universal, itulah yang kemudian menjiwai untuk menyatukan kita sebagai Bangsa Indonesia. Tidak usah membeda-bedakan, tidak ada diskriminasi, kita semua adalah saudara,” tegasnya
Pastika 1-60325548

Berita Lainnya