DENPASAR-fajarbali.com | ketua Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Bali, Sudiarta Indrajaya mengundang kedua kandidat Pasangan Calon (Paslon) Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali 2018. Pasalnya pihaknya ingin memberikan pandangan dan edukasi politik mengenai visi misi Paslon Pilgub kepada anggota INTI Bali, di Denpasar, Selasa malam (22/5/2018).
Hal itu disampaikan usai tatap muka keluarga besar INTI Bali bersama Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali nomor urut 1, Wayan Koster-Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Ace). Sementara, pihaknya juga akan menghadirkan Paslon Mantra-Kerta pada awal bulan Juni mendatang. Upaya itu sebagai bentuk menjaga Inti Bali agar tetap netral serta memberikan kepada masing-masing anggotanya memilih sesuai hati nurani.
"Ia sebagai organisasi ke masyarakatan sosial berwawasan kebangsaan mengaku akan turut serta menyukseskan perhelatan pesta demokrasi Pilgub Bali. Langkah tersebut dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang terdiri berbagai suku, ras, adat dan budaya. Menurutnya, pemaparan acara tersebut mengungkapkan sejumlah program yang tak terduga-duga," papar Sudiarta, seraya menambahkan penjelasan tersebut mampu memberikan pandangan dan jawaban sejumlah pertanyaan dalam benak anggota INTI Bali.
Pada kesempatan tersebut menyampaikan sejumlah pokok-pokok pikiran INTI Bali untuk Paslon Pilgub Bali Tahun 2018-2023. Pertama bidang pendidikan, bagaimana membudayakan Empat Pilar Kebangsaan pada masyarakat Bali. Hal ini perlu dilaksanakan melalui pendidikan dasar, menengah, dan tinggi, dalam upaya memperkokoh Pancasila sebagai Ideologi Negara. Lalu bagaimana mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Mengurangi kesenjangan sosial melalui pendidikan. Mengembangkan pendidikan pariwisata yang berkualitas, untuk mengendalikan mass-tourism. Bidang infrastruktur, membangun infrastruktur dengan tujuan untuk mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi. Transparansi dalam wacana pro-kontra pembangunan bandara baru di Bali Utara, dan transparansi dampaknya secara sosial-ekonomi-kultural.
Sedangkan bidang bidang sumber daya manusia (SDM) dengan mengendalikan masuknya pekerja asing dan pengentasan penduduk miskin. Mengembangkan SDM di sektor pertanian, agar mampu berkembang sesuai perkembangan di sektor pariwisata. Membangun SDM yang punya integritas yang tinggi, karakter yang baik, dan kompetensi yang mampu menghadapi perubahan di era digital. Bidang lingkungan, mempertanyakan sikap dan posisi terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa. Masalah konservasi di kawasan hulu Pulau Bali. Mengendalikan perijinan di kawasan yang disucikan.
Serta terkait sosial, kesehatan dan keamanan. Masalah toleransi sosial. Pelestarian dan pemberdayaan desa adat dan sistem subak. Meningkatkan promosi hidup sehat dan sarana pelayanan kesehatan. Pencegahan terhadap KKN. Serta penegakan hukum yang tegas bagi investor yang merusak SDA.
Sementara, Cagub Koster merasa terhormat diberi kesempatan memaparkan agenda kerjanya usai terpilih sebagai Gubernur Bali pada Pilkada serentak 27 Juni 2018 dihadapan undangan Inti Bali.
"Suatu kehormatan dan kesempatan istimewa karena kami diberi kesempatan memaparkan visi membangun Bali ke depan," katanya.
Koster kemudian memulai pembicaraannya mengenai konsepsi membangun Bali. Menurut dia, Bali harus dibangun sesuai dengan karakter alamnya.
Dari kajian referensi yang dilakukannya menunjukkan jika alam Bali amat istimewa, manusia Bali yang unggul dan budayanya yang luar biasa.
"Ini hebat. Tapi perkembangan zaman, intervensi pariwisata di sana-sini, semua ini mulai hancur. Manusia Bali mengalami perubahan perilaku menjadi konsumtif, materialistis, tidak lagi memegang teguh prinsip dasar orang Bali. Budaya kita sudah banyak yang punah. Alam kita rusak," kata Koster didampingi Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati.
Jika hal ini ingin dipertahankan dan Bali tetap eksis, maka Koster menegaskan jika harus ada revitalisasi secara menyeluruh mulai dari manusia Bali, alam Balian budaya Bali melalui konsep Nangun Sat Kerthi Loka Bali. "Itu filosofi dalam membangun Bali dalam konteks lokal, nasional dan global," pungkasnya. (Kdk)