I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., Ph.D.
DENPASAR-sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Rektor Institut Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali, I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., Ph.D., mengucapkan selamat kepada pemerintahan baru yang dipimpin Presiden Prabowo dan Wapres Gibran Rakabuming Raka.
"Selamat juga pada seluruh menteri dan wakil menteri yang telah dilantik," kata Darma Suyasa, Selasa (22/10/2024) di Denpasar.
Sebagai rektor di salah satu perguruan tinggi swasta (PTS), maka 'concern' terbesarnya tertuju pada kementerian yang dimpimpin oleh Prof. Dr. Ir. Satryo Soemantri Brodjonegoro, sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.
"Dengan spesifiknya kementerian mengurus pendidikan tinggi (dikti), sains dan teknologi maka besar harapan saya sebagai rektor agar kebijakan-kebijakan yang diambil benar-benar berpihak pada peningkatan kualitas pendidikan tinggi, bukan sekadar merubah kebijakan yang ada," harap Darma Suyasa.
Kementerian yang baru ini, diharapkan mampu menyelesaikan beberapa permasalahan yang belum selesai. Misalnya biaya praktik mahasiswa kesehatan yang semakin meningkat di rumah sakit.
Yang perlu juga diperhatikan pada pemerintahan baru, tambah dia, yakni koordinasi dengan kementerian keuangan atau kementerian lainnya terkait 'loan' atau pinjaman mahasiswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.
"Seperti kita ketahui bahwa angka partisipasi kasar pendidikan tinggi APK PT pada 2024 adalah 39,37 persen, di bawah rata-rata global yang 40 persen," ungkapnya.
"Bahkan, lebih rendah dibandingkan dengan negara tetangga, Malaysia (43 persen), Thailand (49,29 persen), dan Singapura (91,09 persen). Memang betul bahwa pemerintah telah memberikan beasiswa salah satunya program KIP. Namun utk meningkatkan APK ini saya rasa KIP tidak cukup," imbuh Darma Suyasa.
Ia berpandangan, perlu kebijakan dan mekanisme lain. Jika melihat negara lain seperti Thailand, Jepang dan negara maju lainnya, negara-negara tersebut memberikan pinjaman kepada masyarakat untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.
Setelah mereka mendapatkan pekerjaan, maka mereka akan mengembalikan uang ke negara dengan cicilan tanpa bunga.
Tentunya dengan berubahnya kementerian pendidikan menjadi tiga kementerian, maka yang perlu diantisipasi adalah pembengkakan dana operasional kementerian.
Ia berharap jangan sampai karena bertambah kementerian, operasional meningkat tetapi program utama untuk meningkatkan kesejahteraan, pendidikan, ekonomi, dan kesehatan masyarakat menjadi tertunda.
Darma Suyasa melanjutkan, yang menarik dari kementerian pendidikan tinggi, Sains dan Teknologi adalah ditunjuknya Prof. Stella Christie sebagai Wakil Menteri (Wamen).
"Figur beliau sangat menarik, usia relatif muda, setahun lebih muda dari saya, karir akademik yang bagus, semoga membawa perubahan positif terhadap pendidikan tinggi di tanah air," kata Darma Suyasa.
"Saya percaya pemerintah akan bekerja dengan sungguh-sungguh dengan semangt Merah Putih dan semangat pembaharuan," pungkasnya.