Indonesia Berpotensi Menjadi Produsen Baterai Electric Vehicle

Periklindo Electric Vehicle (EV) Conference 2024, Jumat (13/9) di Badung, Bali. (Tha)

 

MANGUPURA-fajarbali.com | Penggunaan kendaraan listrik di Indonesia memang masih belum optimal. Wajar bila akhirnya pemerintah Indonesia melakukan berbagai upaya agar masyarakat bersedia beralih menggunakan motor listrik dari kendaraan berbahan bakar fosil. Ada dua alasan penting yang membuat pemerintah berupaya mendorong penggunaan kendaraan listrik Indonesia . Pertama, untuk mengurangi jumlah subsidi terhadap bahan bakar berbasis fosil. Kemudian untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat.

Berbeda dengan kendaraan konvensional yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM), kendaraan listrik memerlukan baterai untuk mendapatkan energi. Baterai ini harus dibuat dengan bahan terbaik agar lebih efisien, yaitu nikel. Nikel merupakan bahan yang mampu menyimpan daya dalam jumlah besar. selain itu juga bisa lebih tahan lama karena tidak mudah rusak, serta mampu menghantarkan listrik dengan baik.

“Indonesia termasuk salah satu negara dengan persediaan nikel yang melimpah. Hal tersebut sebenarnya mampu membuat Indonesia berpotensi menjadi pengekspor nikel terbesar di dunia. Lebih jauh lagi, Indonesia juga bisa menjadi produsen baterai lithium dan baterai Electric Vehicle (EV) yang merupakan komponen penting pada kendaraan listrik. Dengan catatan, sumber daya yang ada harus dapat dimanfaatkan dengan baik,” jelas Duta Besar Republik Indonesia untuk China dan Mongolia, Djauhari Oratmangun saat ditemui disela-sela acara Periklindo Electric Vehicle (EV) Conference 2024, Jumat (13/9) di Badung, Bali.

Djauhari mengatakan, ketika hal ini sudah terwujud, Indonesia dapat menarik perhatian negara-negara maju seperti China dan negara Asia lainnya untuk menjadi produsen otomotif modern dunia. Menurutnya kini ada beberapa perusahaan kendaraan listrik internasional yang tertarik berinvestasi pada kendaraan listrik Indonesia .

“Bisa dibilang industri kendaraan listrik (EV) di Indonesia memiliki potensi besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan mengurangi dampak lingkungan. Namun, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi, di antaranya, harga baterai, teknologi baterai, stasiun pengisian daya, hingga keamanan saat penggunaan baterai,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Bidang Promosi dan Pemasaran Periklindo, Adrianto Gani menjelaskan, beberapa hal yang bisa dilakukan untuk memanfaatkan potensi kendaraan listrik di Indonesia, di antaranya mengatasi masalah infrastruktur, memberikan insentif yang tepat hingga menciptakan regulasi yang mendukung.

Ia menambahkan, meski saat ini tren pertumbuhan penggunaan kendaraan listrik belum mengalami peningkatan signifikan, namun potensi besar masih terbuka lebar dengan adanya peralihan dari kendaraan berbahan bakar minyak ke listrik, yang dapat berdampak positif terhadap perekonomian secara umum.

Kendati demikian, menurut Adrianto, pembangunan berkelanjutan dan stabilitas lingkungan menjadi tujuan yang ditekankan, tetapi realitanya masyarakat Indonesia cenderung belum siap untuk beralih ke teknologi baru, terutama terkait kendaraan bertenaga listrik. Ia juga menyoroti Indonesia sebagai produsen nikel terbesar di dunia memiliki peluang besar untuk produksi baterai yang lebih besar, yang menjadi komponen kunci dalam kendaraan listrik.

“Hal ini memberikan peluang untuk pengembangan industri otomotif dan peningkatan lapangan kerja di sektor tersebut. Fokus pada pengembangan industri otomotif dan peningkatan lapangan kerja menjadi hal yang diperhatikan. Namun, ada tantangan yang perlu dihadapi. Infrastruktur pengisian yang belum memadai, subsidi yang diperlukan untuk mendorong adopsi kendaraan listrik, serta regulasi yang mendukung transisi ini, semuanya memerlukan perhatian serius dalam pengembangan kendaraan listrik secara bertahap untuk masyarakat Indonesia,” ucapnya.

“Dalam menghadapi tantangan ini, perlu ada perhatian serius dalam pengembangan kendaraan listrik secara bertahap untuk masyarakat Indonesia,” imbuhnya.

Adrianto mengatakan dengan mengatasi masalah infrastruktur, memberikan insentif yang tepat, dan menciptakan regulasi yang mendukung, Indonesia dapat memanfaatkan potensi kendaraan listrik untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta mengurangi dampak lingkungan negatif dari transportasi konvensional. (M-001)