MANGUPURA-sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Ni Ketut Daniati (23) asal Manggis, Karangasem adalah satu dari 22 peserta Ujian Nasional (UN) yang menempuh Pendidikan Kesetaraan Paket B di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Widya Chandra Abiansemal, Badung, Minggu (6/5/2018). Ia yang hidup dengan keterbatasan ekonomi, memaksa harus melanjutkan pendidikan kesetaraan paket B (setara SMP) untuk kesejahteraan hidupnya.
“Ya saya juga ingin bahagiakan keluarga, meningkatkan kualitas hidup. Saya juga mau lanjutkan paket C biar bisa kerja,” ungkapnya usai mengikuti ujian.
Daniati yang sudah tinggal lima tahun di Denpasar kepincut melanjutkan studi ke Universitas Udayana (Unud). Oleh karena itu ia gigih berjuang agar bisa mendapat ijazah lalu melanjutkan Pendidikan Kesetaraan Paket C. “Maunya ambil jurusan IPA (Biologi) di Unud. Kalau tidak dapat mungkin tempat lain,” tambahnya.
Daniati berharap bisa memeroleh hasil yang memuaskan, sehingga riwayat prestasi yang baik itu bisa ia pakai untuk melamar pekerjaan. "Setelah lulus tetap kerja, tapi setelah kuliah mau cari kerja yang bagus."
Ketua Yayasan PKBM Widya Chandra, Ida Ayu Made Indrayani menerangkan, Daniati adalah peserta pendidikan kesetaraan yang punya semangat tinggi. Di mata guru dan teman-temannya, Daniati yang keseharian bekerja sebagai pedagang itu dinilai sangat rajin. Bahkan, Daniati mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
"Dia (Daniati) anak yang sangat peduli dengan pendidikan. Bahkan alasan dia melanjutkan pendidikan ini biar dapat ijazah. Saya sempat tanya, mau lanjut ke mana? Saya mau kuliah Bu biar bisa cari kerjaan yang bagus," begitu Indrayani menirukan kata Daniati.
Selaku Ketua Yayasan PKBM, Indrayani mendukung 100 persen keinginan para peserta didiknya. Menurutnya, keinginan untuk maju memang sangat diharapkan muncul secara murni dari peserta. "Apalagi selain keterbatasan ekonomi, mereka yang dulu putus sekolah memang rata-rata punya 'masalah'," tambah Indrayani.
Terkait UN kesetaraan, Dayu Indrayani menjelaskan, ada 22 peserta yang mengikuti Ujian Nasional (UN) kesetaraan paket B. Sementara untuk paket C sudah dilaksanakan satu minggu lalu dengan diikuti 80 peserta.
UN kesetaraan paket B berlangsung dari 4 hingga 6 Mei, sedangkan paket C sejak 27 hingga 30 April 2018. “Sementara ini belum ada yang dinyatakan tidak lulus. Hanya saja ada empat orang yang tidak hadir UN karena dua orang sakit dan dua orang sudah pindah,” jelas Indrayani.
Indrayani menerangkan, UN kali ini masih sama dengan tahun sebelumnya. Pelaksanaan ujian menggunakan komputer (UNBK) dengan meminjam perangkat di SMP Negeri 1 Abiansemal.
Pihaknya mengatakan, koordinasi pelaksanaan UNBK tahun ini lebih mudah, karena berdasarkan pengalaman sebelumnya, pihaknya getol memberikan pengarahan kepada para peserta, jauh sebelum pelaksanaan UN. “Mereka sudah berlatih di rumah masing-masing, sehingga urusan menggunakan komputer, mereka (peserta) sudah paham semua,” ujarnya seraya menjelaskan hanya ada beberapa peserta saja yang berusia di atas 40 tahun.
Sebelumnya, Kepala Disdikpora Badung, I Ketut Widia Astika mengatakan, lima PKBM di Badung menyelenggarakan UN. “Ya ada lima yang menyelenggarakan UN,” ungkapnya melalui pesan WhatsApp.
Lembaga yang melaksanakan UN kesetaraan, yakni PKBM Widya Chandra Abiansemal, Mentari Fajar Kuta Selatan, Widya Giri Petang, Widya Sentana Kuta Utara, dan Werdi Sastra Kuta Selatan.
Mantan Kasek SMKN 1 Kuta Selatan itu menegaskan, Ujian Kesetaraan Paket B maupun C sangatlah penting. Pihaknya berharap kepada masyarakat agar tidak menganggap remeh proses yang berlaku di lembaga nonformal.
“Peserta sudah didata di Dapodik (Data Pokok Pendidikan). Jadi semua proses dari ikut pembelajaran hingga ujian akhir dan Ujian Nasional harus diikuti,” pungkas birokrat asal Kerobokan, Badung itu. (eka)