Kendati demikian, usai persembahyangan Bupati Jembrana I Nengah Tamba langsung menuju “Banu Rana”(seekor kuda putih) ukuran tinggi besar yang langsung ditunggangi menuju tempat upacara puncak perayaan yang di pusatkan di area Pura Jagatnatha Jembrana.
Banu Rana yang pertama kali ditunggangi oleh satu-satunya Bupati di Jembrana ini didampingi, Wakil Bupati I Gede Ngurah Patriana Krisna, termasuk sejumlah para pimpinan OPD lainnya. Tiba di jaba pura Jagat Natha dan Banu Rana yang konon merupakan simbul linggih Ida Bethara Ulun Pecangakan telah dilakukan prosesi upakara.
Bupati Tamba mengatakan, kehadiran Duwen Ulun Pecangakan yang berupa seekor kuda putih ini saat perayaan HUT Kota Negara ke 126 ini dengan harapan masyarakat Jembrana dapat ”guyub".
”Simbul dari Linggih Ida Hyang di Pura Ulun Pecangakan ini dalam HUT Kota Negara ke 126) sengaja saya hadirkan dan saya langsung menungganginya. Harapannya, di Jembrana muncul energi positif. Mulai saat ini tidak ada lagi “pisune (fitnah). Mari kita guyub (bersatu), bahu membahu untuk memajukan Jembrana dengan harapan Jembrana Kembali Jaya,” terangnya.
Baca juga :
Penambahan Terkonfirmasi Covid 19 Menurun, Kasus Kematian di Buleleng Mengalami Peningkatan
Korban Pencabulan Oleh Ayah Kandung Dapat Pendampingan P2TP2A Buleleng
Bupati Tamba saat puncak perayaan Hut Kota Negara ke 126 juga melounching aplikasi untuk memudahkan bagi para siswa dalam proses belajar mengajar dengan tagline”Jah Melajah”.
”Saat pandemi Covid-19 yang berkepanjangan ini menjadikan anak-anak kita sangat rindu untuk bertemu dengan teman-temannya termasuk ingin bisa belajar bertatap muka di sekolah. Melalui aplikasi teknologi“Jah Melajah” ini anak-anak bisa belajar di rumah masing-masing dengan interaktif dan materi bisa diulang melalui aplikasi tersebut,”tegasnya.
Terkait dengan Duwen Ida Hyang di Pura Ulun Pecangakan yang ditunggangi oleh Bupati I Nengah Tamba, kata salah seorang pemangku, I Ketut Warken, selama pemerintahan bupati di Jembrana hanya pertama kali simbul duwen Ida di pura Ulun Pecangakan ditunggangi saat perayaan HUT kota Negara ke 126 ini tedun (keluar).
”Duwen Ida niki mebiseka “Banu Rana” yakni, berasal dari kata banu(banyu) artinya air dan rana berarti sarana. Artinya pelinggihan Ida Hyang yang berstana di pura ulun pecangakan. Kocap (sesuai bisama), siapapun bupatinya di Jembrana semestinya pernah menunggangi kuda petak ini," ujarnya. (prm)